Salin Artikel

Kesamaan Surat Wasiat Teroris di Mabes Polri dan Makassar: Perlihatkan Rasa 'Insecure' Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Grafolog Indonesian School of Graphologi (ISOG) Deborah Dewi menemukan benang merah antara surat wasiat yang ditulis oleh teroris serangan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, dan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.

Benang merah tersebut yakni hal yang memicu para pelaku melancarkan aksinya.

Penyerangan di Mabes Polri dilakukan oleh Zakiah Aini (25) yang menodongkan pistol ke anggota kepolisian, sedangkan teror bom bunuh diri di Makassar dilakukan oleh Lukman (26) dan istrinya.

Baik Zakiah maupun Lukman meninggalkan surat wasiat untuk keluarga mereka.

Deborah yang merupakan analis pola tulisan tangan kemudian melakukan analisis terhadap sampel tulisan Zakiah dan Lukman.

Ternyata, menurut Deborah, alasan spiritual untuk melakukan jihad atas nama agama bukan menjadi motif utama para pelaku melancarkan serangan.

Hal yang memicu para pelaku adalah "insecurity" atau rasa ketidakamanan yang dalam, ungkap Deborah dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Kamis (1/4/2021).

"Secara kasat mata, dari surat wasiat yang ditinggalkan (para pelaku) terlihat bentuk tulisan tangannya jelas berbeda. Namun setelah saya bedah, ternyata ada satu persamaan, benang merah," ujar Deborah.

"Meskipun indikator grafisnya berbeda, tetapi interpretasinya sama, yaitu dua-duanya didorong oleh rasa kecemasan, tidak aman, dan perasaan insecurity yang sangat besar," imbuhnya.

Zakiah marah akan status sosialnya

Lebih lanjut, Deborah menjelaskan bahwa hal yang paling menonjol dalam tulisan Zakiah adalah amarahnya atas status sosial yang ia miliki.

"Tidak berkaitan dengan materi, tidak berkaitan dengan spiritual, tapi kemarahan sosial serta penerimaan dirinya dalam hidup bermasyarakat," ujar Deborah.

Menurut analis pola tulisan tangan itu, Zakiah ingin mendapat penghargaan lebih dari masyarakat, tapi tidak ia dapatkan.

Hal tersebut memperkuat rasa ketidakamanan dirinya dalam hidup bermasyarakat.

Ada ketakutan dalam tulisan Lukman

Hal yang menarik dalam tulisan Lukman adalah bahwa aksi teror yang ia lakukan di depan Gereja Katedral Makassar tidak 100 persen berlandaskan spiritual, melainkan ada ketakutan.

"Untuk Lukman yang menonjol adalah ketakutan yang sangat besar terhadap masa depan yang akan dihadapi, dan terutama kehidupan yang akan dia hadapi di masa depan itu akan berdampak secara spesifik kepada ibunya," beber Deborah.

Rasa ketakutan ini timbul berbarengan dengan hadirnya para perekrut teroris yang menawarkan "solusi palsu" atas nama agama.

"Di situlah proses radikalisasi disebut berhasil," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan bahwa ada kesamaan di dalam surat wasiat kedua pelaku teror. Dilansir dari Kompas TV, surat wasiat Zakiah dan Lukman sama-sama berisi permintaan maaf kepada orangtua.

Mereka juga sama-sama meminta keluarga yang ditinggalkan untuk tidak berutang ke bank. Terakhir, mereka meminta kakak dan adik untuk menjaga orangtua.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/02/12395001/kesamaan-surat-wasiat-teroris-di-mabes-polri-dan-makassar-perlihatkan

Terkini Lainnya

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke