"Kalau dulu sebelum pandemi, sudah mau masuk bulan puasa gini, ini pasti sudah habis semua satu toko," kata Yuli, pemilik toko pakaian muslim di Pasar Tanah Abang, Kamis (8/4/2021).
Namun kini tidak lagi. Toko milik Yuli di sudut Blok B lantai LSG Pasar Tanah Abang itu masih dipenuhi tumpukan baju muslim pria dan wanita.
Yuli mengatakan, baju-baju itu diproduksi sendiri. Jika stok di toko sudah menipis, Yuli akan memproduksi ulang baju-baju tersebut. Namun kini, baju yang diproduksi sejak tahun lalu itu masih memenuhi toko.
"Ini semua stok dari tahun lalu, belum kejual sampai sekarang, masih numpuk gini," kata Yuli.
Pada Ramadhan tahun lalu, Yuli tak bisa berjualan karena Pasar Tanah Abang ditutup. Saat itu, virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 baru masuk ke Indonesia sehingga pemerintah menerapkan pembatasan, termasuk aktivitas jual beli di pasar.
Yuli berharap stok baju muslim yang sudah diproduksi sejak tahun lalu itu bisa terjual pada Ramadhan dan lebaran tahun ini. Yuli mengakui sudah ada kenaikan penjualan memasuki bulan Ramadhan.
"Kalau dibandingin waktu baru-baru corona, ya sudah ada kenaikan 50 persenlah," ucapnya.
Namun, kenaikan itu tidak masih jauh dari angka penjualan seperti sebelum pandemi. Sebab, pembeli dari luar kota masih enggan untuk berbelanja di Pasar Tanah Abang.
Yuli menceritakan, sebelum pandemi, pembelinya biasa berdatangan dari kota-kota yang jauh dari Jakarta. Mereka membeli baju di toko Yuli secara grosir untuk dijual lagi di kota asal mereka.
Namun menjelang Ramadhan tahun ini, belum ada pembeli dari luar kota yang memborong baju di toko Yuli.
"Karena sekarang kan kalau mau naik pesawat masih harus swab. Jadi pada takut dan malas naik pesawat buat ke sini," kata Yuli.
Alhasil, Yuli hanya mengandalkan pembeli yang datang dari wilayah Jakarta dan sekitarnya. Kebanyakan mereka hanya membeli baju untuk dipakai langsung, bukan untuk dijual lagi.
"Jadi belinya satuan, ya lama habisnya," kata dia.
Hal serupa disampaikan Anugrah (48). Pemilik toko pakaian muslim di Blok B Pasar Tanah Abang itu juga merasakan kenaikan pembeli jelang Ramadhan, meskipun angkanya tidak signifikan seperti sebelum pandemi.
"Kalau dibandingkan awal-awal pasar boleh buka lagi tahu lalu, ya Alhamdulillah sekarang sudah ada kenaikan," kata dia.
Anugrah menceritakan, bisnisnya sempat terpuruk di masa-masa awal pandemi Covid-19. Ia bahkan terpaksa harus memecat karyawan.
Dia juga sempat mencoba berjualan secara online tetapi tidak laku.
"Jualan online di Shopee atau Tokopedia itu susah karena banyak banget saingannya. Susah kalau dari awal sudah terbiasa jualan di pasar," kata dia.
Namun, perlahan-lahan, Anugrah mulai mencoba bangkit. Meski pembeli relatif sepi, ia konsisten membuka kiosnya setiap hari. Lama kelamaan, penjualan mulai meningkat. Apalagi setelah jelang bulan Ramadhan mendatang.
"Ya yang tadinya hanya terjual belasan, sekarang sudah bisa dua sampai tiga lusin per hari," ujarnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/08/19464401/pedagang-pasar-tanah-abang-pembeli-meningkat-tetapi-belum-seramai-dulu