ADA irisan pada dua kejadian beruntun di beberapa pekan kemarin yang luput dari perhatian. Serangan di Mabes Polri, Jakarta, yang dilakukan Zakiah Aini dan pengacungan pistol yang dilakukan Farid Andika di Duren Sawit, Jakarta Timur.
Ini dua kasus berbeda. Saya tidak menyamakan kedua kasus ini. Saya hanya ingin menunjukkan irisan kasus yang tak banyak disadari orang.
Zakiah Aini menyerang polisi di pos jaga di Mabes Polri, Senin sore, 29 Maret 2021. Ia menodongkan sebuah pistol. Letusannya mirip senjata api.
Berdasarkan olah tempat kejadian perkara, pistol tersebut berjenis Air Gun. Pelurunya berukuran 4,5 milimeter dengan kaliber 1,77 milimeter, berbahan timah atau baja, yang lebih dikenal dengan bahan Gotri.
Lima hari setelah peristiwa itu, di tempat lain Farid Andika mengacunkan pistol Airsoft Gun setelah mobil yang dikemudikannya bersenggolan dengan sepeda motor di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur. Farid ditangkap dan ditahan polisi.
Irisan dua peristiwa itu adalah keduanya memiliki kartu klub menembak berlambang Perbakin (Persatuan Berburu dan Menembak Seluruh Indonesia), Basis Shooting Club.
Penelusuran Eksklusif Aiman
Saya menelusuri lokasi yang menjual Kartu Klub Menembak Basis Shooting Club. Saksikan tayangannya dalam program AIMAN di Kompas TV setiap Senin, pukul 20.00 wib.
Saya menemui Ketua Pengurus Provinsi Perbakin DKI Jakarta Komjen Purn Setyo Wasisto. Ia menyampaikan, Basis Shooting Club telah dibubarkan sejak 2018.
"Alasannya karena terlibat dalam penjualan senjata ilegal kepada seseorang yan digunakan untuk tindak kriminal," kata dia.
Menurut Setyo, anggota klub menembak di Perbakin tidak boleh sama sekali bertransaksi senjata apalagi senjata ilegal.
"Perbakin murni bicara prestasi dan atlet, bukan jual - beli senjata," tambah dia.
Lalu dari mana Kartu Basis Shooting Club itu?
Berdasarkan penelusuran Tim AIMAN, kami bergerak ke sebuah tempat di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Apa yang kami dapatkan? Ada sebuah toko yang dikelilingi garis polisi. Sebuah plang nama di ruko itu bertulis Toko Cakra. Saya pun mencari tahu soal toko ini.
Diduga, toko ini menjual masif secara online kartu Basis Shooting Club termasuk sejumlah senjata ilegal.
Airsoft Gun dan Air Gun bisa mematikan bila ditembakkan dengan jarak dekat ke organ vital.
Meski toko berada dekat dengan lingkungan kompleks militer, namun warga yang saya wawancara mengungkapkan, pemilik toko tidak ada kaitannya dengan anggota militer. Pemilik toko hanya mengontrak di lokasi ini.
Apa yang saya dapatkan setelah berkeliling?
Saya mendapatkan fakta bahwa pemilik toko melakukan latihan menembak dengan menembakkan peluru Gotri maupun timah berkaliber 1,77 mm ke tembok tetangganya.
Dalam tayangan AIMAN jelas tergambar ada sisa tabung CO2 (karbon dioksida) ciri khas pelontar gas peluru pada Air Gun, senjata yang juga digunakan Zakiah Aini untuk menyerang Mabes Polri.
Belum ada pernyataan apa pun soal toko ini dari pihak kepolisian meski garis polisi masih terpampang di toko itu.
Dari keterangan warga sekitar yang saya wawancara, sesaat setelah kejadian Zakian Aini di Mabes Polri, toko ini langsung tutup hingga akhirnya dilabeli garis polisi.
Sebuah teka-teki yang harus diungkap tuntas.
Apa dan bagaimana proses penjualan senjata api berikut kartu klub menembak yang diharapkan bisa dijadikan semacam Izin bila membawa senjata. Padahal, kartu klub menembak tidak bisa digunakan untuk izin membawa senjata.
Tuntaskan!
Saya Aiman Witjaksono...
Salam!
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/13/12324171/misteri-toko-di-jagakarsa-di-balik-peristiwa-serangan-di-mabes-polri-dan