Salin Artikel

Seragam Baru Satpam Kini Mirip Polisi, Apa Bedanya?

JAKARTA, KOMPAS.com - Seragam satuan pengamanan (satpam) yang identik dengan warna biru kini telah berganti menjadi warna coklat seperti seragam polisi.

Anggota satpam kini mengenakan atasan berwarna coklat muda dan bawahan coklat tua, disertai atribut lain seperti tanda kepangkatan.

Perubahan seragam dinas harian anggota satpam ini berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pengamanan Swakarsa.

Aturan tersebut ditandatangani oleh Kapolri saat itu, Jenderal (Pol) Idham Azis.

Adapun alasan perubahan warna seragam satpam adalah supaya ada kedekatan emosional dengan polisi.

"Menumbuhkan kebanggaan satpam sebagai pengembang fungsi kepolisian terbatas, memuliakan profesi satpam, dan menambah pergelaran fungsi kepolisian di tengah-tengah masyarakat," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono pada Senin (14/9/2020).

Lantas, bagaimana membedakan seragam satpam dengan polisi?

Kompas.com merangkumkan seperti yang termaktub di Perkap No. 24 Tahun 2020 yang menjabarkan seragam satpam dan Perkap No. 6 Tahun 2018 yang merincikan seragam polisi.

Persamaan seragam satpam dan polisi

Menurut Perkap di atas, baik satpam maupun polisi sama-sama mengenakan pakaian dinas harian (PDH) seperti berikut:

  1. Kemeja lengan pendek warna coklat muda dan memakai lap pundak dengan lima kancing dan kerah tidur.
  2. Celana panjang atau rok dengan panjang 5 cm di bawah lutut warna coklat tua.
  3. Sepatu dan kaus kaki warna hitam.
  4. Ada monogram dan papan nama.

Perbedaan seragam satpam dan polisi

Adapun perbedaan seragam satpam dan polisi adalah sebagai berikut:

1. Tutup Kepala

Pada satpam, pet berwarna cokelat tua yang dilengkapi:

  • klep warna hitam
  • pita hias untuk setingkat supervisor ke atas berwarna kuning, staf berwarna putih, dan anggota berwarna hitam,
  • knop tali hias berbentuk bundar dengan simbol emblem satpam,
  • emblem untuk setingkat supervisor ke atas berwarna kuning emas dengan alas beludru hitam, untuk staf dan anggota berwarna putih perak.

Sementara pada polisi, pet atau fieldcap warna cokelat tua dengan emblem Tribrata dan hiasan pada klep sesuai golongan kepangkatan.

2. Seragam dan atribut

Satpam

Polisi

  • Sementara polisi mengenakan sabuk yang sama dengan satpam. Yang membedakan adalah simbol pada ikat pinggang, yakni emblem Tribrata.
  • Tanda induk kesatuan (TIK), tanda lokasi, tanda kesatuan, dan tanda korps kesatuan.
  • Pada seragam polisi, dapat pula dipasangkan lencana dan tanda jasa lain. Akan tetapi, hal itu hanya boleh dipakai bagi yang berhak.
  • Adapun lencana tersebut antara lain: lencana tanda jabatan, lencana kewenangan bentuk besar, tongkat komando, tanda jasa pita, tanda kemahiran dan penghargaan.
  • Ada juga lambang bendera merah putih dan tulisan 'INDONESIA', dikenakan oleh polisi yang berada pada garis batas NKRI.

Perbandingan sederhana

Berdasarkan penjabaran tersebut, masyarakat awam dapat membedakan seragam satpam dan polisi dengan melihat hal-hal berikut:

  • Ada tulisan 'SATPAM' atau 'POLRI' pada bagian atas saku seragam
  • Satpam mengenakan tali peluit di bahu kiri atau kanan, sementara polisi tidak.
  • Satpam membawa pentung dan pisau rimba multi fungsi, sementara polisi tidak.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/14/15310511/seragam-baru-satpam-kini-mirip-polisi-apa-bedanya

Terkini Lainnya

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Alasan Warga Masih 'Numpang' KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Alasan Warga Masih "Numpang" KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke