Salin Artikel

Rika Andiarti, Penerus Semangat Kartini yang Bergelut di Dunia Penerbangan dan Antariksa

TANGERANG, KOMPAS.com - Kartini memang telah tiada, namun legasinya terus bertumbuh hingga sekarang. Salah satunya ialah sosok perempuan tangguh yang menekuni karier dalam dunia penerbangan antariksa.

Ya, di Indonesia ada satu sosok perempuan yang mampu menekuni karier dalam bidang penerbangan antariksa itu.

Semangat Kartini memperjuangkan emansipasi wanita tercermin dalam perjuangan Rika Andiarti, yang saat ini bekerja di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sebagai Deputi Teknologi Penerbangan dan Antariksa.

BJ Habibie jadi panutan

Rika mengaku terinspirasi oleh sosok BJ Habibie. Hal inilah yang akhirnya mendorong Rika untuk merintis karirnya di LAPAN.

Presiden RI ke-3 itu, kata Rika, menjadi role model karena berhasil memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di Indonesia.

"Bukan hanya karena saya bisa bersekolah di luar negeri berkat program beliau (BJ Habibie), tetapi memang dedikasi beliau untuk memajukan iptek di Indonesia sangat besar," ujar Rika. yang pernah mengenyam program Beasiswa Habibie.

"Beliau menyiapkan semuanya, dari mulai program, infrastruktur dan tentu saja SDM (sumber daya manusia) yang unggul," sambung dia.

Perempuan 54 tahun itu mengikuti program Beasiswa Habibie usai dia lulus jenjang SMA.

Rika mengikuti program tersebut lantaran menyukai pelajaran matematika dan bercita-cita menjadi seorang ilmuwan.

Terlepas dari sosok Habibie yang menjadi panutan, Rika juga bercerita bahwa sejak kecil dirinya sudah ingin menjadi ilmuwan.

Mulanya Rika kerap membaca surat kabar yang mengangkat kisah tokoh-tokoh Indonesia yang bersekolah di luar negeri dan berhasil menjadi ilmuwan.

"Sejak saat itu, saya bercita-cita untuk sekolah ke luar negeri, menjadi ilmuwan, karena memang saya sangat suka mempelajari hal-hal yang baru," papar perempuan kelahiran Sukabumi itu.

Oleh karena itu, Rika mendaftar program Beasiswa Habibie melalui LAPAN. Saat itu, LAPAN merupakan instansi yang membuka program tersebut.

Rika yang lolos seleksi beasiswa lantas menempuh pendidikan jenjang S1 hingga S3 di Prancis.

"Saya diterima untuk sekolah di Prancis, mengambil S1, S2, dan S3 di bidang Control Engineering dengan salah satu aplikasinya untuk terbang atmosferik pesawat ulang alik," tutur dia.

Menyelesaikan S3 di usia 28 tahun, pada tahun 1995, Rika akhirnya kembali ke Indonesia dan langsung bekerja di LAPAN.

Sejak saat itu, dia mulai fokus bekerja dalam bidang penerbangan dan antariksa.

Karier Rika di LAPAN

Begitu mulai bekerja di Lapan, dia ditunjuk sebagai salah satu peneliti dalam bidang kendali roket.

Kata Rika, teknologi roket merupakan teknologi yang sensitif lantaran dapat digunakan untuk kepentingan sipil dan militer.

Saat berada dalam posisi tersebut, Rika menemui sejumlah kesulitan. Salah satu kendalanya adalah minimnya teori terkait teknologi roket.

"Kami semua harus belajar secara mandiri. Oleh karena itu, penguasaan teknologi roket di Indonesia terasa berjalan lambat," tutur perempuan yang kini tinggal di Serpong, Tangerang Selatan itu.

"Baru mulai tahun 2020 lalu, kami berhasil untuk melakukan joint development roket dua tingkat dengan negara mitra, itu pun setelah diskusi dan negoisasi bertahun-tahun," sambung Rika.

Saat ini Rika menjabat sebagai Deputi Teknologi Penerbangan dan Antariksa LAPAN.

Sebelum menduduki jabatan tersebut, dia sempat menjadi Kepala Bidang Kendali Roket, Kepala Pusat Teknologi Penerbangan, dan Kepala Pusat Teknologi Roket.

"Sebagai Deputi Teknologi, saya bertugas membantu Pak Kepala LAPAN dalam hal merumuskan kebijakan teknis di bidang teknogi penerbangan dan antariksa," tutur dia.

Tak hanya itu saja, Rika juga tengah melaksanakan program penguasaan teknologi satelit, teknologi roket, serta teknologi penerbangan.

Dia membawahi tiga pusat, yakni Pusat Teknologi Satelit, Pusat Teknologi Roket, dan Pusat Teknologi Penerbangan.

Rika menuturkan, penerbangan dan antariksa merupakan bidang yang sangat penting untuk mendukung kehidupan manusia modern.

Pasalnya, lanjut dia, kehidupan manusia tak dapat lepas dari teknologi satelit untuk berbagai penunjang kebutuhan, seperti keburuhan telekomunikasi, internet, navigasi, dan pemantauan bumi.

"Belum lagi teknologi pesawat terbang yang mendukung sistem transportasi cepat, dan lainnya. Indonesia harus mandiri di bidang teknologi penerbangan dan antariksa," urai perempuan yang lahir pada 30 Januari 1967 itu.

Dia juga bercita-cita agar mampu membawa dunia penerbangan dan antariksa di Indonesia mampu sejajar dengan negara-negara maju lain.

"Cita-cita saya membawa keantariksaan Indonesia sejajar dengan negara-negara maju," harap dia.

Kejenuhan

Walau menyukai bidang penerbangan dan antariksa, Rika tak dapat menampik bahwa dia sempat menemui kejenuhan selama bekerja.

"Saya kira bekerja di bidang apapun, kejenuhan sewaktu-waktu bisa muncul. Apalagi dalam penguasaan teknologi tinggi di bidang penerbangan dan antariksa," kata Rika.

Menurut dia, tantangan dalam pekerjaannya sangatlah besar dan membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.

Keterbatasan dalam anggaran tersebut membuat dia harus memilih program yang benar-benar diprioritaskan untuk dijalankan.

Saat menemui kejenuhan tersebut, Rika selalu mengingat orang-orang yang selalu setia mendukung dia, mulai dari keluarga hingga teman-teman di kantornya.

"Suami dan anak-anak sangat pengertian dengan tugas saya sehari-hari. Saya terbiasa berbagi tugas dengan suami untuk mengurus anak-anak sewaktu mereka masih kecil," ujar dia.

Berkait support system di kantor, sebut Rika, teman-temannya selalu memberikan dukungan kepada dia yang merupakan seorang perempuan dan bekerja sebagai pemimpin agar merasa nyaman saat bekerja.

"Teman-teman kantor pun selalu  memberikan support agar kita sebagai perempuan dan sebagai pemimpin merasa nyaman bekerja bersama," papar Rika.

Pekerja keras dan sayang keluarga

Rika mengaku, tiga kata yang menggambarkan dirinya adalah pekerja keras, ambisius, dan fokus.

Ketiga kata itu sangat mencerminkan dirinya.

Bagaimana tidak, Rika konsisten untuk menjadi ilmuwan, bahkan sejak dia masih kecil, sejak dia membaca koran dan melihat sejumlah orang di Indonesia yang sukses sebagai ilmuwan.

Kata Rika, dia selalu belajar dengan cukup keras sejak di bangku SMA.

"Karena saya menyadari agar bisa berprestasi, saya harus belajar ekstra," ungkap dia.

"Demikian juga saat saya kuliah, dengan beasiswa full dari pemerintah, saya harus bekerja keras juga agar bisa lulus tepat waktu dengan hasil memuaskan," imbuh Rika.

Dia mengaku tidak pernah putus semangat untuk belajar atau pun saat bekerja.

Karena Rika berpikir, dia harus segera menyelesaikan belajar atau pekerjaannya untuk berkumpul bersama keluarga.

"Saat mulai bekerja di LAPAN pun saya selalu berusaha bekerja dengan totalitas," kata dia.

Bentuk kasih sayang Rika terhadap anak-anaknya, dia kerap berpesan kepada mereka perihal pentingnya rasa syukur karena memiliki akses terhadap pendidikan.

"Karena banyak di luar sana teman-teman yang ingin sekolah, tetapi tidak ada kesempatan," ungkap Rika.

Untuk menyebarkan semangat Kartini, Rika berpesan kepada para perempuan muda di Indonesia untuk terus belajar dan bekerja keras karena masa depan Indonesia berada di tangan mereka.

"Ke depan, tantangan dan persaingan global akan semakin berat, saya berharap perempuan muda dapat terus belajar dam bekerja keras karena masa depan Indonesia ada di tangan mereka," pesan Rika.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/23/11062801/rika-andiarti-penerus-semangat-kartini-yang-bergelut-di-dunia-penerbangan

Terkini Lainnya

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke