Salin Artikel

Fakta Rekayasa Isu Babi Ngepet, Direncanakan Beramai-ramai Sejak Maret hingga Beli Babi Online

DEPOK, KOMPAS.com - Isu penangkapan babi ngepet di daerah Sawangan, Depok, beberapa waktu lalu dipastikan hanyalah hoaks atau rekayasa belaka.

Sosok dibalik rekayasa tersebut, yakni seorang pria berinisial AI (44), mengakui semua perbuatannya di hadapan polisi. Ia kini telah ditangkap.

Berikut sejumlah fakta mengenai rekayasa tersebut:

Berawal dari kabar warga kehilangan uang

Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar mengatakan, AI merekayasa isu babi ngepet itu karena ada cerita masyarakat yang merasa kehilangan uang.

Ia pun mengarang cerita soal babi ngepet yang mencuri uang warga.

"Berawal dengan adanya cerita masyarakat sekitar merasa kehilangan uang, ada Rp 1 juta, ada Rp 2 juta. Mereka mengarang cerita kehilangan itu," jelas Imran kepada wartawan, Kamis (29/4/2021).

Babi ngepet adalah hewan mitos yang dikaitkan dengan pesugihan atau ritual memperkaya diri.

Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (UI), Sunu Wasono mengatakan, pesugihan biasanya memanfaatkan binatang siluman seperti babi.

"Orang Jawa menyebutnya celeng. Selain celeng, ada juga binatang siluman lain seperti kera, kerbau, dan jenis lainnya," ujarnya, Rabu (28/4/2021).

Direncanakan beramai-ramai sejak Maret

Menurut Kapolres Metro Depok, Imran, AI merencanakan soal isu babi ngepet bersama kurang lebih delapan orang.

Mereka menyusun skenario, membuat seolah-olah babi ngepet itu benar ada di wilayah mereka, ujar Imran.

Sebelumnya diberitakan bahwa sejumlah orang menangkap seekor babi yang diduga babi ngepet. Untuk menjerat siluman tersebut, orang yang menangkapnya dipercaya harus bugil terlebih dahulu.

"Ini sebagai syarat penangkapan babi ngepet," ujar Martalih, salah satu orang yang mengaku menangkap babi itu, di lokasi kejadian, Selasa (27/4/2021).

Imran memastikan semua kabar yang kadung tersebar selama beberapa hari terakhir adalah hasil rekayasa, mulai dari cerita delapan orang warga bugil menangkap babi ngepet sampai kisah-kisah orang yang berubah jadi babi.

"Mereka hanya buka baju saja (saat menangkap babi)," ujarnya.

"Jadi kalau disampaikan sebelumnya babi tersebut ada kalung di leher, ikat kepala merah, itu adalah bohong. Sekali lagi saya sampaikan, bohong, tidak benar," tegas Imran.

Beli babi secara online

AI dan kawan-kawannya yang ikut merekayasa isu babi ngepet membeli seekor babi secara online dengan harga Rp 900.000.

Setelah tiba, babi itu dilepas di dekat rumah AI, sebelum kemudian ditangkap lagi.

Orang yang membunuh dan mengubur babi itu juga sudah termasuk dalam skenario, termasuk upaya memviralkannya.

"Supaya skenario itu nyambung dari awal sampai akhir itulah, peran-peran orang-orang tertentu sudah diatur," kata Imran.

Ingin terkenal

Menurut pihak kepolisian, AI merekayasa isu babi ngepet tersebut agar terkenal.

AI disebut sebagai tokoh masyarakat di sana.

"Tujuan mereka adalah supaya lebih terkenal di kampungnya, karena ini merupakan salah satu tokohlah sebenarnya, tapi disebut tokoh juga tidak terlalu terkenal, jadi supaya dia dianggap saja," ungkap Imran.

Terancam hukuman 10 tahun penjara

Atas perbuatannya, AI terancam hukuman 10 tahun penjara.

Polisi menjerat AI dengan Pasal 10 ayat 1 atau 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.

Sementara itu, delapan rekan AI saat ini masih diproses polisi.

(Penulis: Vitorio Mantalean, Muhammad Isa Bustomi, Retia Kartika Dewi | Editor: Nursita Sari, Irfan Maullana, Rizal Setyo Nugroho)

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/29/14253221/fakta-rekayasa-isu-babi-ngepet-direncanakan-beramai-ramai-sejak-maret

Terkini Lainnya

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke