Seperti diberitakan Kompas TV, para calon penumpang terus berdatangan untuk melakukan perjalanan dengan kereta jarak jauh sejak Senin pagi.
Mayoritas calon penumpang mengandalkan fasilitas tes covid-19 yang ada di stasiun karena hasil tes yang hanya berlaku selama 24 jam sebelum keberangkatan.
Akibatnya, terjadi antrean cukup panjang, khususnya pada loket untuk tes genose Covid-19.
Calon penumpang lebih memilih menggunakan tes genose dibandingkan swab antigen karena harganya yang lebih murah.
Tarif tes genose hanya Rp 35.000, lebih murah dibandingkan swab tes antigen seharga Rp 85.000.
Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional 1 Jakarta Eva Chairunisa mengatakan, pihaknya terus menambah alat serta petugas untuk tes genose.
Saat ini sudah tersedia lebih dari 10 alat.
Namun, antrean panjang tetap tak bisa dihindarkan karena jumlah penumpang yang mengakses layanan tes itu juga cukup banyak.
"70 persen calon penumpang lebih memilih genose test," kata Eva.
Untuk menghindari antrean serta risiko tertinggal kereta, Eva mengimbau calon penumpang yang memilih tes genose di stasiun bisa memperhitungkan waktu untuk datang lebih awal.
"Petugas kami juga terus mengingatkan calon penumpang yang sedang antre untuk tetap menerapkan protokol jaga jarak," ujar Eva.
Eva menambahkan, pada H-3 sebelum larangan mudik, sedikitnya ada 11.000 orang yang meninggalkan Jakarta dengan menggunakan kereta api.
Sebanyak 7.000 orang berangkat dari Stasiun Pasar Senen, sementara 4.000 lainnya berangkat dari Stasiun Gambir.
Adapun pemerintah akan mulai melarang mudik pada 6-17 Mei 2021 untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Masyarakat yang hendak melakukan perjalanan ke luar kota pada masa pelarangan mudik harus mengantongi Surat Izin Keluar Masuk (SIKM).
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/05/03/18433071/stasiun-senen-ramai-jelang-larangan-mudik-antrean-tes-genose-membludak