Salin Artikel

Siasat Pedagang Sayur Hindari Larangan Mudik, Rela Cuti Dagang demi Pulang Kampung Lebih Awal

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Terminal Bayangan Cimanggis di Ciputat, Tangerang Selatan, tampak ramai, Senin (3/5/2021). Hilir mudik penumpang bus yang hendak mudik sudah mulai terlihat.

Para penumpang memilih berangkat lebih awal dari daerahnya sebelum larangan mudik berlaku pada 6-17 Mei 2021.

Seperti yang dilakukan Jafar (50), seorang pedagang sayur di Pasar Cimanggis, Tangerang Selatan. Sejak Senin siang, dia sudah duduk di depan warung yang tutup di kawasan Terminal Bayangan Cimanggis.

Sambil menggenggam tiket, Jafar bersandar di kardus yang berisi barang bawaannya. Dia menanti kedatangan bus tujuan Pati, Jawa Tengah.

"Mau ke Pati. Lagi tunggu, katanya (bus) sedikit lagi datang," ujarnya.

Sebelum adanya larangan mudik, Jafar memang sudah mempersiapkan diri untuk pulang kampung dan merayakan Lebaran bersama keluarga.

Jafar yang tinggal seorang diri di Ciputat sudah tidak bisa lagi menahan rindu bertemu istri dan kedua anaknya di kampung halaman.

Sebab, sejak memutuskan merantau ke Ciputat untuk berdagang sayuran, dia hanya bertemu anggota keluarganya setahun sekali. Itupun saat mudik lebaran.

"Di sini kan saya sudah lumayan lama. Jadi ya mau ketemu lah sama keluarga di kampung," ungkap Jafar.

Jafar bercerita, pada awalnya dia ingin mudik ke kampung halaman, paling tidak sepekan sebelum Hari Raya Idul Fitri 2021.

Dengan begitu, Jafar masih bisa menyempatkan berdagang dan mendapat keuntungan dari banyaknya pembeli jelang lebaran.

Namun, rencana tersebut langsung diubahnya saat mengetahui bahwa pemerintah memutuskan menerapkan kebijakan larangan mudik Lebaran 2021.

Dia memilih cuti berdagang dan berangkat ke kampung halaman lebih awal, sebelum 6-17 Mei 2021 yang menjadi "tanggal terlarang" bagi para pemudik.

Jafar merogoh kocek lebih banyak untuk membeli tiket, demi bisa merayakan lebaran bersama keluarga di kampung halaman.

"Mahal sekarang Rp 500.000, biasanya Rp 300.000. Mungkin besok lebih mahal lagi," ucapnya.

Jafar khawatir tak bisa mudik ke Pati atau diminta putar arah di tengah perjalanan. Walaupun, dia memiliki pengalaman lolos dari larangan mudik di tengah pandemi Covid-19 pada 2020 lalu.

"Katanya kan 6 Mei di-stop semua. Daripada enggak boleh (mudik). Ya walaupun tahun lalu juga, larang-larangan, bisa mudik, alhamdulillah," tutur Jafar.

Tak lama kemudian, bus yang hendak ditumpanginya tiba. Jafar bergegas merapikan barang bawaannga agar dimasukkan ke dalam bagasi kendaraan.

Sebelum mengakhiri percakapan, Jafar bercerita akan menghabiskan waktu lebih lama di kampung halaman dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Alasannya, dia ingin terlebih dahulu mengurusi kebun jagung dan cabai miliknya sebelum kembali ke perantauannya di Ciputat, Tangerang Selatan.

"Enggak tahu nanti balik lagi kapan. Mau tanam jagung sama cabai dulu. Namanya orang kampung, orang tani," pungkasnya.

Jafar pun pamit. Sambil melempar senyum, dia berjalan menuju bus yang akan membawa bertemu keluarga di kampung halaman.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/05/03/19403181/siasat-pedagang-sayur-hindari-larangan-mudik-rela-cuti-dagang-demi-pulang

Terkini Lainnya

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke