Istri Panji, Sri Sundara, menyebut bahwa salah satu di antara 48 warga yang terkonfirmasi positif itu masih berusia kurang lebih satu tahun.
"Yang paling muda itu kurang lebih satu tahun. Dia isolasi mandiri sama ibunya di rumah," sebut dia saat ditemui, Senin (7/6/2021).
"Bapaknya positif (Covid-19), dirawat di luar," lanjutnya.
Sementara itu, lanjut Sri, warga yang paling tua dan terpapar Covid-19 berusia 60 tahun.
Dia berujar, dari 48 orang, ada empat warga yang melakukan isolasi mandiri.
Sisanya, dirawat di sejumlah fasilitas kesehatan di Kota Tangerang, yaitu di RSUD Kota Tangerang, RSIA Dinda, Puskesmas Manis Jaya, Puskesmas Jurumudi, dan RS Daan Mogot.
Seorang warga yang dirawat di RSIA Dinda mengalami komplikasi akibat terpapar Covid-19.
Selain itu, ada pula seorang warga di RS Daan Mogot yang kondisinya semakin memburuk.
"Ada di RS Daan Mogot itu memburuk. Udah sesak nafas dan segala macam," ungkap Sri.
Kronologi
Panji sebelumnya mengungkapkan kronologi warganya terpapar Covid-19.
Menurut keterangan masyarakat setempat, lanjut Panji, ada salah seorang warganya yang mudik Lebaran 2021.
Saat dia kembali dan mulai bekerja, perusahaannya mewajibkan salah satu warga RT01/RW03 itu untuk skrining tes Covid-19.
"Dia tes di RS swasta dan hasilnya positif (Covid-19). Namun, si warga ini tidak lapor ke RT kalau dia positif," ujar Panji.
Panji menyebut, meski satu warga itu positif, dia tetap berinteraksi dengan masyarakat lain di permukiman tersebut, seperti bermain catur atau nongkrong.
Satu warga itu merasa dia sudah sehat, padahal diduga termasuk dalam orang tanpa gejala (OTG).
"Mungkin kalau si warga itu imunnya kuat, tidak merasa sakit, tapi kalau dia berinteraksi dengan warga lainnya yang imunnya turun kan bisa menjangkit," papar Panji.
Menurut Panji, klaster yang terjadi di wilayahnya merupakan klaster permukiman. Sejumlah warga yang terkonfirmasi positif itu didominasi oleh pekerja.
"Kalau menurut saya, ini masuknya ke klaster lingkungan ya," tambah Panji.
Awalnya, ada lima warganya yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Setelah ditemukan lima orang yang positif, banyak di antara warga RT itu yang merasa tidak enak badan dan keluhannya seperti gejala Covid-19.
Kamis pekan lalu, Sri lantas menyuruh sejumlah warga yang merasakan gejala itu untuk memeriksakan diri.
Karena di antara mereka didominasi oleh warga lanjut usia (lansia), banyak yang menolak untuk diperiksa.
Namun, pada hari yang sama, ada seorang ibu dan anaknya yang memiliki gejala Covid-19 memeriksakan diri ke puskesmas.
Mereka melakukan skrining tes Covid-19 dan hasilnya terkonfirmasi positif.
"Akhirnya ada ibu dan anak ke puskesmas dan hasilnya positif. Dari hasil positif, puskesmas tracing. Pada saat tracing, kok banyak banget yang ngeluh sakit menujurus ke Covid-19," papar Sri.
"Akhirnya, kepala puskesmas memutuskan untuk swab massal," sambungnya.
Tepatnya pada Jumat (4/6/2021), ditemukan sebanyak 33 warga yang positif Covid-19 usai dilakukan tes cepat antigen secara massal.
Karena masih banyak warga di permukiman itu yang mengeluh, puskesmas melanjutkan tes cepat antigen massal keesokan harinya, Sabtu (5/6/2021).
"Lanjut swab massal Sabtu. Kepala Dinas Kesehatan, Bu Liza, itu juga dateng. Banyak yang dateng ke sini," sebutnya.
Pada hari tersebut, ditemukan delapan orang positif di antara 180 warga yang melakukan tes antigen.
"Itu semua, yang positif, dari 26 KK (kartu keluarga), di RT sini," ujar Sri.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/08/05200001/48-warga-gandasari-tangerang-positif-covid-19-salah-satunya-bayi-berusia