Salin Artikel

Masih Ingat Debat Seru Paslon Pilkada Depok soal Pembangunan yang Margonda-sentris?

DEPOK, KOMPAS.com - Isu pembangunan Kota Depok yang terpusat di kawasan Jalan Margonda Raya alias "Margonda-sentris" kembali menyeruak, menyusul rencana pemerintah merevitalisasi trotoar di kawasan itu.

Rencana ini dipandang sebagian warga telah membuktikan anggapan mengenai paradigma Margonda-sentris dalam kebijakan-kebijakan yang dibukukan Pemerintah Kota Depok.

Pasalnya, sejumlah jalan raya lain di luar kawasan Margonda bahkan belum dilengkapi jalur pedestrian. Namun, Pemkot Depok justru merevitalisasi kawasan Margonda yang sejak dulu sudah dilengkapi dengan trotoar dan pernah pula memugarnya.

"Misalnya di Cinere, atau di Krukut, atau di daerah Cipayung, itu minim banget, bahkan tidak ada trotoarnya, sangat menyulitkan pejalan kaki," kata Tyo, warga Sawangan, Selasa (8/6/2021).

"Contohnya Jalan Raya Sawangan, bisa kita lihat itu kan tidak ada trotoar. Ada trotoar paling yang dekat simpang Pitara, itu juga kecil. Padahal kalau dilihat lalu lintasnya di Jalan Raya Sawangan saja, misalnya, itu kan banyak yang ngebut-ngebut. Kan membahayakan sekali untuk pejalan kaki," jelasnya.

Pernah jadi perdebatan seru jelang Pilkada

Isu Margonda-sentris sempat memantik perdebatan seru jelang Pilkada Depok 2020. Ketika itu, pasangan Pradi Supriatna-Afifah Alia sebagai penantang hegemoni PKS yang telah bertahan 15 periode di Depok, mengemukakan masalah itu dalam debat perdana pasangan calon.

Terlepas dari soal trotoar, pembangunan kawasan Margonda memang paling pesat dibandingkan kawasan lainnya.

"Seperti kita ketahui, Margonda dengan panjang tak sampai 5 kilometer ada 8 apartemen, ada 4 mal di sana, apartemen ada sekitar 20 tower. Semua pusat perekonomian cuma ada di Margonda," kata Afifah dalam debat yang berlangsung pada Minggu (22/11/2020).

Ia menyinggung bahwa pusat perekonomian Depok terpusat di Margonda saja karena pembangunan jalan raya yang representatif juga hanya berkisar di kawasan itu.

"Pemerintah Kota Depok hanya fokus di bagian utara tanpa membuat jalan di barat dan timur," ujarnya.

Pradi kemudian menimpali bahwa saat berpasangan dengan Mohammad Idris sebagai wali kota-wakil wali kota Depok, usulannya tentang pembangunan dan pelebaran jalan dicoret oleh Idris.

"Hampir selama 15 tahun saya melihat tak ada pertumbuhan jalan baru. Tak ada pelebaran-pelebaran jalan. Ini fakta dan ini sangat kami rasakan," ujar Pradi.

Pradi mengatakan, tumbuhnya ruas-ruas jalan baru dan pelebaran jalan-jalan alternatif akan membuat akses lebih mudah, efektif, dan ekonomi tumbuh di wilayah tersebut.

Menurut Pradi, roadmap pengembangan konektivitas sudah ada sejak tahun 2013. Dalam roadmap itu tercantum pengembangan jalan baru dari Juanda-Beji-Limo-Cinere.

"Bahkan DED (detailed engineering design) sudah kami buat pada tahun 2013 dan sudah saya sampaikan ke Pak Idris saat itu. Tapi nampaknya usulan saya itu dicoret sama beliau (Pak Idris)," tambah Pradi.

Tudingan-tudingan ini kemudian dibantah oleh Imam Budi Hartono, wakil wali kota Depok saat ini yang mendampingi Idris.

Imam, kader PKS, menganggap bahwa wilayah di luar Margonda sudah terbangun juga saat ini.

"Kita melihat mungkin paslon nomor 1 (Pradi-Afifah) belum jalan-jalan ke Depok. Karena apa, karena Bojongsari sudah ramai, Cinere sudah ramai, jadi tidak Margonda-sentris saja," kata Imam.

"Yang kedua kita punya program ke depan Rp 5 miliar per kelurahan. Mudah-mudahan bisa menumbuhkan seluruh kelurahan yang ada di Kota Depok," jelasnya.

Rencana revitalisasi trotoar Margonda

Sebagai informasi, revitalisasi trotoar Jalan Margonda Raya dipastikan akan dikerjakan dalam waktu dekat, sebut Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono pada Jumat (4/6/2021) lalu.

"Mudah-mudahan dalam 3 bulan ke depan sudah dilaksanakan," kata Imam.

Pekerjaan tahap pertama dilakukan pada seksi 1, yakni dari Tugu Jam pertigaan Jalan Siliwangi-Margonda hingga simpang Ramanda Arif Rahman Hakim. Imam berujar, proyek seksi 1 menelan biaya sekitar Rp 3 miliar.

Kelak, trotoar Margonda hasil revitalisasi akan selebar 3 meter dengan dilengkapi jalur sepeda di atasnya.

Ditanya lebih jauh soal desain trotoar Margonda hasil revitalisasi kelak, Imam belum mau membuka kartu. Ia bilang, "tunggu tanggal mainnya."

"Desainnya pokoknya keren," pungkas Imam.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/09/13165911/masih-ingat-debat-seru-paslon-pilkada-depok-soal-pembangunan-yang

Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke