Pemerintah dianggap sudah mengetahui bahwa resiko klaster keluarga lebih menular, namun tetap diabaikan.
Sebagai informasi, klaster keluarga mulai bermunculan pasca libur Lebaran. Setidaknya klaster keluarga muncul di beberapa wilayah di Jakarta, Bogor, Tangerang. Klaster ini sudah menyebabkan infeksi Covid-19 terhadap ratusan pasien.
"Pemerintah enggak bisa diajari lagi, kalau menurut saya pemerintah sudah maunya sendiri. mereka sebenarnya sudah tahu tapi pura-pura enggak tahu," ujar Pandu saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/6/2021).
Menurut dia, peningkatan kasus Covid -19 di Indonesia sering terjadi setelah libur panjang. Hal tersebut terjadi lantaran masyarakat Indonesia lebih banyak menghabiskan waktu libur bersama keluarga.
Ditambah lagi, kegiatan yang berkaitan dengan ritual keagamaan seperti silahturahmi dan halal bihalal bersama keluarga.
"Jadi tidak heran di satu keluarga di satu lingkungan atau RT itu positif, itu kan kita lihat polanya begitu dan itu tanpa disadari," ucap dia.
Lanjutnya, resiko penularan klaster keluarga memang tidak disadari secara optimal oleh masyarakat. Hal ini terjadi lantaran tidak adanya edukasi dari pemerintah terkait resiko tersebut.
"Tidak ada edukasi dari pemerintah bagaimana cara menghadapi klaster keluarga padahal kasus nomor 1, 2, dan 3 itu klaster keluarga, dan saya bilang ini akan jadi dominan cara penularan di indonesia," kata dia.
Ada 800 klaster Covid-19 di Jakarta
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia mencatat ada 800 klaster baru Covid-19 pascalibur Lebaran 2021.
Dia mengatakan, 800 klaster tersebut muncul akibat kegiatan libur Lebaran seperti mudik dan silaturahim warga. Sepulang kembali dari mudik, biasanya ditemukan kasus satu keluarga terjangkit.
Tak beberapa lama kemudian, keluarga itu kemudian menginfeksi keluarga lain dalam satu area rumah karena aktivitas di dalam perumahan.
"Seperti (kegiatan) itulah yang kemudian menyebabkan kasus meningkat," kata Dwi saat dihubungi melalui telepon, Rabu (9/6/2021).
Dwi mengatakan, klaster yang terbentuk bisa menyebabkan banyak penularan, tapi ada juga yang hanya menjangkit dua orang saja.
Namun, ada beberapa klaster besar seperti di Kelurahan Cilangkap yang menyebabkan 104 orang positif Covid-19 dalam satu Rukun Tetangga (RT).
"Mayoritas sih klasternya kecil-kecil, tapi banyak," kata dia.
Dari 800 klaster, Dwi mengatakan, jumlah orang yang positif Covid-19 sebanyak 1.400 yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta.
"Iya ada di semua kota," kata dia.
Mayoritas klaster, kata Dwi, ditemukan pada pengendaran kendaraan pribadi yang dilakukan tes Covid-19 saat arus balik Covid-19.
Per tanggal 9 Juni 2021, kasus Covid-19 bertambah sebanyak 1.371 kasus.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/10/13305891/klaster-keluarga-bermunculan-epidemiolog-pemerintah-semaunya-sendiri-pura