Salin Artikel

Pungli Sopir Truk Kontainer: dari Uang Kopi, Rokok, hingga Bongkar Muat, Minimal Habiskan Rp 100.000

Penyebabnya, sopir-sopir truk mengeluhkan pungli kepada Presiden Joko Widodo di Pelabuhan Tanjung Priok.

Humas Persatuan Pengemudi Truk Trailer Tanjung Priok Ahmad Holil mengatakan, praktik pungli di Tanjung Priok sudah berlangsung lama. Praktik pungli disebut sudah kronis.

"Pungli ini sudah mendarah daging. Dilaporkan sudah, tapi setelah itu kambuh lagi," kata Holil saat ditemui Kompas.com di Posko Forum Lintas Pengemudi Seluruh Indonesia, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (15/6/2021).

Holil membeberkan modus operandi dan besaran pungli yang mesti dihadapi oleh sopir truk kontainer. Sopir tak punya pilihan lain selain memberikan uang pungli tersebut.

Holil mengatakan, praktik pungli tak hanya terjadi di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, melainkan juga ada di depo kontainer dan pabrik.

Praktik pungli tersebut dihadapi sopir truk saat mendapatkan pekerjaan untuk bongkar muat.

Holil menyebutkan, besaran pungli di terminal peti kemas untuk bongkar muat pengiriman lokal lebih besar daripada terminal bongkar muat untuk ekspor impor.

Jenis kontainer juga memengaruhi besaran pungli.

Pungli di pabrik, lanjut Holil, biasanya muncul ketika sopir berangkat dan pulang membawa truk kontainer. Biasanya, pungli di pabrik berkisar Rp 5.000-Rp 10.000.

"Di pabrik kami dipungli lagi. Biasanya uang kopi Rp 5.000. Kalau malam bisa nambah uang rokok. Rata-rata Rp 5.000-Rp 10.000 (punglinya)," kata Holil.

Saat proses muat dan bongkar di dalam pabrik, para sopir truk pun terkena pungli. Pungli tersebut berkisar Rp 20.000-Rp 30.000.

Kemudian, praktik pungli juga terjadi di depo kontainer.

Sopir truk kontainer biasanya terkena pungli saat melaporkan kedatangannya ke pihak petugas keamanan, petugas survei, pencuci kontainer, loket bongkar muat, dan proses bongkar kontainer.

Rinciannya, Rp 2.000 untuk pihak sekuriti, survei Rp 2.000, pihak pencuci kontainer Rp 2.000, loket pembuatan surat bongkar muatan Rp 2.000, dan bongkar muatan Rp 5.000.

"Semua depo seperti itu (pungli). Pabrik-pabrik di Pulo Gadung itu terjadi. Itu uang pungli yang menguap, yang tak seharusnya kami bayar," kata Holil.

"Kami sopir truk kontainer mau bongkar muat di pelabuhan. Itu pungli semua," ujar Holil.

Pernyataan Holil merujuk kepada praktik pungli di Jakarta International Container Terminal, PBM OJA (Olah Jasa Amdal), Terminal Petikemas Koja, dan Terminal 3.

Kadang-kadang, oknum satpam di pelabuhan juga melakukan pungli. Ada yang meminta uang sebesar Rp 2.000 dengan modus memeriksa kendaraan.

"Mereka buka pintu sopir truk. Kalau enggak dikasih, mereka banting pintu truk," ujar Holil.

Meskipun demikian, Holil berujar, pungli oleh satpam jarang terjadi.

Pungli biasanya terjadi mulai dari pintu masuk ke terminal peti kemas.

"Di gate in minta biasanya Rp 2.000 biar cepat masuk. Kalau enggak dikasih, alasannya error, ntar dulu, pura-pura otak-atik," kata Holil.

Petugas tersebut adalah petugas yang memeriksa kartu identitas truk dan order di peti kemas.

Modus operandinya, petugas sengaja tak meloloskan proses pemeriksaan sehingga pintu masuk ke pelabuhan tak terbuka saat sopir truk melakukan tap in.

"Sebetulnya itu kami enggak mau kasih, tapi itu dia maksa minta. Sistemnya (pemeriksaan) itu yang enggak di-enter. Akhirnya terpaksa kami rogoh kocek kami. Tombol OK itu yang jadi penentu, memperlambat sistem jika tak dikasih," kata Holil.

Petugas di pintu masuk pelabuhan pun tak segan-segan sengaja membuat macet antrean truk kontainer. Terlebih lagi, pintu masuk pelabuhan seringkali tak dibuka secara maksimal.

"Misalnya di JICT ada 10 pintu, yang dibuka paling enam. Kadang-kadang malah cuma empat pintu yang dibuka. Itu bikin kemacetan mengular panjang," lanjut Holil.

Di bagian bongkar muat pun, pungli masih terjadi. Operator tango kerap memeras para sopir truk kontainer.

Holil menyebutkan, operator tango yang nakal bisa mendeteksi jumlah uang yang diberikan oleh sopir truk dari jarak sekitar 12 meter.

"Kisarannya itu di bongkar muat sekitar Rp 5.000-Rp 25.000. Proses muat lebih mahal daripada bongkar," ujar Holil.

Para operator tango yang nakal kerap mematok Rp 5.000 untuk sekali mengangsur, istilah untuk memindahkan peti kontainer.

Jika peti kemas yang akan dimuat berada di urutan keenam, maka biaya yang mesti dikeluarkan adalah Rp 30.000.

Besaran pungli juga berbeda-beda, tergantung jenis peti kemas yang akan dibongkar atau dimuat.

Pungli untuk bongkar atau muat kontainer jenis flat rack dan open top bisa mencapai Rp 150.000.

"Jenis itu perlu alat khusus. Kalau enggak kasih, dia kekeh tak akan layani," kata Holil.

Modus operandi pungli dalam proses bongkar muat peti kemas pun bermacam-macam. Ada yang menggunakan kantong plastik, diletakkan ke kotak panel listrik, hingga dimasukkan ke botol air mineral.

"Di kala sopir enggak ngasih, modus operandinya pasti tak akan bergerak atau ninggalin truknya. Saya pernah enggak dilayani gara-gara enggak kasih uang. Saya pernah tipu, saya kasih Rp 1.000. Itu bentuk uang baru kan mirip Rp 5.000. Dia enggak mau. Dia bisa lihat jumlah uangnya dari atas tango," ujarnya.

Proses pungli tak berakhir di bongkar muat. Saat sopir truk mau keluar dari pelabuhan peti kemas, pungli kembali terjadi dengan modus survei kontainer.

"Modusnya survei, dicek segel kontainernya, dicocokkan dengan database. Itu kena pungli Rp 2.000," tambah Holil.

Holil menyebutkan, jika dijumlah, uang pungli yang mesti dikeluarkan para sopir untuk sekali membawa truk kontainer paling sedikit Rp 100.000. Itu untuk kontainer biasa.

Jika kontainer yang bongkar muatnya perlu alat khusus, uang yang mesti dikeluarkan si sopir tentulah jauh lebih besar.

"Seminim-minimnya pungli itu Rp 100.000. Itu Rp 100.000 sudah ngotot-ngotot nawar," kata Holil.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/16/19561011/pungli-sopir-truk-kontainer-dari-uang-kopi-rokok-hingga-bongkar-muat

Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke