Salin Artikel

Sulitnya Mencari Donor Plasma Konvalesen, Banyak Penyintas Takut ke RS

MY bercerita kesulitan menemukan donor plasma konvalesen untuk sang ayah lantaran banyak orang yang takut ke rumah sakit.

"Kebanyakan yang kena Covid-19 itu enggak mau kena lagi. Jadi mereka menghindari hal-hal yang berbau medis. Karena beberapa ada yang berkenan mendonor, tapi enggak mau ke rumah sakit lagi, " ungkap MY.

Selain tidak berani, urusan mencari donor baginya tidaklah sederhana. MY mengaku masih ada orang yang bersedia mendonasikan untuk ayahnya, tetapi donor tersebut tidak memenuhi syarat.

"Sempat ada yang mau, tapi karena gejalanya bukan berat, jadi enggak bisa, " lanjut dia.

Tidak hanya menyebar permohonan bantuan melalui kerabat, saudara, dan bahkan sosial media, MY juga sudah mencari donor di bank donor, seperti Blood4life dan Palang Merah Indonesia (PMI), tetapi tidak membuahkan hasil.

MY bercerita, ayahnya yang berusia 55 tahun tersebut meninggal berselang 5 hari setelah masuk rumah sakit.

Ia mengaku, ayahnya itu memiliki penyakit gula yang sudah kumat sejak sebulan sebelumnya. Ia juga sempat mengalami sesak napas.

Saat di rumah sakit, ayah MY langsung dibawa ke ICU dan dua hari kemudian ia diminta untuk mencari donor plasma konvalesen untuk ayahnya.

"Namun yang disayangkan, pihak rumah sakit saat itu hanya menyuruh kami mencari pendonor plasma konvalesen, meskipun belum jelas ayah saya positif atau tidak. Mereka cuma bilang kalaupun sembuh, Bapak harus cuci darah, " kenang MY.

Selain itu, MY juga menyayangkan pelayanan rumah sakit yang tidah mengizinkan keluarga memiliki surat keterang hasil tes sang ayah.

"Saat meninggal baru dinyatakan positif, tapi kami tidak diberikan hasil lab saat itu. Mereka sempat beralasan hasilnya belum jadi. Baru setelah memaksa, akhirnya diperlihatkan hasil laboratorium, tapi suratnya tidak boleh dibawa pulang, " Lanjut MY.

Meski merasa cukup aneh dengan keadaan tersebut, pada akhirnya MY dan keluarga memakamkan sang ayah dengan protokol kesehatan sesuai aturan yang berlaku. 

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/24/06040011/sulitnya-mencari-donor-plasma-konvalesen-banyak-penyintas-takut-ke-rs

Terkini Lainnya

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke