Menurut dia, banyak pasien Covid-19 merasa tidak puas karena "hanya" dipantau kondisi kesehatannya saat isolasi mandiri dengan telepon.
"Masyarakat nuntutnya banyak. Misalnya mereka positif, mereka lapor, terus penginnya segera didatangin, dilihatin, terus dikasih ini-itu. Padahal kan nggak bisa juga seperti itu," kata Novarita kepada Kompas.com, Kamis (24/6/2021).
Ia menjelaskan bahwa beban kerja puskesmas saat ini cukup berat. Selain harus berhadapan dengan melonjaknya jumlah warga yang harus dipantau saat isolasi mandiri, mereka juga memanggul beban kerja lain yang tak kalah krusial.
Untuk menangani Covid-19 saja, petugas puskesmas harus semakin banyak melakukan swab antigen dan PCR serta melakukan pelacakan kontak erat (tracing) terhadap warga.
Ditambah lagi, mereka juga mesti mengurusi vaksinasi yang sedang digencarkan, serta mencarikan rumah sakit rujukan bagi warga yang bergejala berat, padahal rumah sakit sedang penuh di mana-mana.
Ini belum menghitung jumlah tenaga puskesmas yang mulai berkurang pula karena sebagian dari mereka mulai tertular Covid-19 juga.
Padahal, layanan-layanan kesehatan lain di luar urusan Covid-19 juga harus jalan terus.
"Banyak sih, keluhan dari masyarakat, 'bu, kok nggak respons, responsnya lambat?' Ya mereka kan tidak melihat. Mereka melihat dari sisi mereka saja," kata Novarita.
"Yang dipantau banyak. Kadang-kadang ada yang tidak puas juga, 'cuma ditelepon doang, Bu, tidak didatangi?' Ya, berapa banyak kalau yang mau didatangi? Nelpon saja perlu waktu juga, satu per satu ditanyai bagaimana, dicatat," lanjutnya.
Saat ini, Depok baru memiliki 38 puskesmas dari total 63 kelurahan yang tersebar di kota itu.
Hal ini menyebabkan sejumlah tenaga puskesmas kedapatan porsi memantau pasien Covid-19 yang isolasi mandiri pada satu kelurahan sekaligus.
Padahal, per kelurahan, diperkirakan ada kurang-lebih 50 warga positif Covid-19 yang harus dipantau pada masa-masa ini.
"Mereka juga memantaunya bisa sampai 24 jam," kata Novarita.
Data Pemkot per Rabu kemarin, ada tambahan 422 kasus baru Covid-19. Sebanyak 158 pasien diklaim pulih, dan 4 pasien Covid-19 meninggal dunia.
Kasus aktif Covid-19 di Depok kini melonjak jadi 5.449 pasien yang masih harus menjalani isolasi dan perawatan, bertambah 260 dibandingkan sebelumnya.
Depok telah melampaui puncak gelombang pertama dari segi jumlah kasus aktif. Puncak gelombang pertama terjadi pada 30 Januari 2021, dengan 5.011 orang pasien Covid-19 di Depok saat itu.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/24/17072481/puskesmas-kebanjiran-pasien-covid-19-warga-depok-yang-isolasi-mandiri