Hal tersebut dikatakan Ketua Komisi III DPRD Tangsel Zulfa Sungki Setiawaty merespons penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-XII oleh Pemkot Tangsel di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
"Pelaksanaan ini sungguh-sungguh tidak menunjukan sense of crisis," ujar Zulfa dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Senin (6/7/2021).
Zulfa menyebut, para pejabat di lingkup Pemkot Tangsel seolah tidak memiliki empati dan simpati kepada para tenaga kesehatan yang sedang berjuang menangani pasien Covid-19.
Menurut dia, kegiatan tersebut seharusnya bisa ditunda terlebih dahulu sampai waktu yang tidak ditentukan.
Terlebih, PPKM darurat sudah mengatur pelarangan kegiatan yang menimbulkan kerumunan.
"Pejabat terkait tidak memiliki empati dan simpati kepada tenaga kesehatan yang saat ini berjibaku menangani pasien Covid-19," kata Zulfa.
"Saat ini, Rumah Sakit yang ada di Tangsel sudah banyak yang menutup fasilitas IGD. Pasien terpapar Covid-19 semakin banyak," sambungnya.
Zulfa menyayangkan sikap Pemkot Tangsel yang tetap memaksakan pelaksanaan MTQ dengan alasan menjaga identitas Tangsel.
Para pejabat terkait seharusnya bisa lebih cerdas menyiasati pelaksanaan MTQ dengan memanfaatkan layanan daring, jika ingin tetap menggelar kegiatan tersebut.
"Bisa menggunakan cara-cara cerdas dan modern dengan memanfaatkan Teknologi yang ada. Sehingga perwujudan kota Cerdas, Modern dan Religius akan lebih terlihat identitasnya," pungkas Zulfa.
Sebelumnya, Pemkot Tangsel menggelar MTQ ke-XII di dua lokasi yang berbeda di kota itu pada 3-4 Juli 2021.
Padahal, Pemkot Tangsel tengah menerapkan PPKM Darurat mulai 3-20 Juli 2021.
Giat MTQ itu diketahui digelar di Kantor Pemkot Tangsel dan Masjid Al-Itishom yang seharusnya ditutup sementara selama PPKM darurat.
Menurut keterangan resmi Pemkot Tangsel pada Jumat (2/7/2021), MTQ merupakan identitas Kota Tangsel yang tidak boleh dihilangkan.
Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan mengklaim bahwa pelaksanaan kegiatan MTQ itu tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
"MTQ adalah identitas dari Kota Tangerang Selatan sehingga tidak bisa dihilangkan atau tetap harus dilakukan," ujar Pilar dilansir dari Tribun Jakarta, Minggu (4/7/2021).
Ketua LPTQ Kota Tangsel Bambang Noertjahjo berujar bahwa ikhtiar, doa, dan tawakkal serta MTQ merupakan beberapa upaya untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.
"Semoga dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Quran, wabah Covid-19 di Kota Tangsel dapat melandai dan hilang. Kita yakin Al-Quran adalah rahmat dan obat," papar dia.
Penanggung Jawab MTQ ke-XII Abdul Rojak menyebut, pihaknya telah menyiapkan kegiatan itu sejak lama.
Kegiatan awalnya ditetapkan untuk digelar pada 2-5 Juli 2021.
"Untuk tahun ini, (MTQ ke-XII) diagendakan sudah jauh-jauh hari dari sebelum ada PPKM darurat. Kita sudah rapat perencanaan semuanya, diputuskanlah kegiatan MTQ yang ke-XII mulai tanggal 2-5 Juli," tutur Rojak.
Dia menyebut, setidaknya ada delapan cabang lomba di MTQ ke-XII dengan total sekitar 300 peserta.
"Kategorinya ada delapan cabang, dari mulai tilawah, takmil, kaligrafi, makalah ilmiah Al-Qur'an dan lainnya. Total 300-an peserta. Karena setiap kecamatan itu 56 orang, dari tujuh kecamatan yang ada di Tangerang Selatan," paparnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/05/15363481/gelar-mtq-saat-ppkm-darurat-pemkot-tangsel-dinilai-tak-punya-sense-of