Data yang disampaikan pemerintah pada Senin (6/7/2021), tercatat 127 pasien Covid-19 di Jakarta meninggal dunia dalam 24 jam terakhir.
Jumlah tersebut merupakan angka kasus kematian tertinggi akibat Covid-19 di DKI Jakarta sejak pandemi berlangsung.
Selain angka kematian tertinggi, DKI Jakarta juga mencatat kasus harian tertinggi sejak pandemi Covid-19 berlangsung.
Tercatat ada penambahan 10.903 kasus dalam 24 jam terakhir.
Berikut data angka kematian pasien Covid-19 di Jakarta dalam dua pekan terakhir:
21 Juni: bertambah 71, total meninggal 7.976
22 Juni: bertambah 38, total meninggal 8.014
23 Juni: bertambah 43, total meninggal 8.057
24 Juni: bertambah 50, total meninggal 8.107
25 Juni: bertambah 70, total meninggal 8.177
26 Juni: bertambah 43, total meninggal 8.220
27 Juni: bertambah 49, total meninggal 8.269
28 Juni: bertambah 79, total meninggal 8.348
29 Juni: bertambah 78, total meninggal 8.426
30 Juni: bertambah 60, total meninggal 8.486
1 Juli: bertambah 42, total meninggal 8.528
2 Juli: bertambah 19, total meninggal 8.547
3 Juli: bertambah 30, total meninggal 8.577
4 Juli: bertambah 75, total meninggal 8.652
5 Juli: bertambah 127, total meninggal 8.779
Tingginya angka kematian pasien Covid-19 mengakibatkan petugas kewalahan memakamkan jenazah.
Antrean proses pemakaman terjadi di TPU Rorotan, Jakarta Utara.
Bahkan, pihak rumah sakit rumah sakit mengizinkan keluarga jenazah untuk mencari sendiri TPU yang dapat jadi lokasi pemakaman dengan protap Covid-19.
Seperti dialami Azwar, seorang warga Ibu Kota yang berduka karena kehilangan seorang kerabatnya pada Senin (28/6/2021) lalu.
Kerabatnya meninggal di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta Selatan, setelah sebelumnya terpapar Covid-19.
Mendiang mesti mengantre satu hari lebih sebelum dapat diantar ke pemakaman.
"Meninggal itu hari Senin jam 09.30 di rumah sakit. Namanya di rumah sakit saat itu kondisi semua sibuk, suster cuma bilang, 'Tunggu ya, antre untuk pemakaman dapat nomor urut 220'," kata Azwar kepada Kompas.com, Sabtu (3/7/2021).
"Cuma kami enggak dikasih tahu persoalannya apa, apakah proses pemakamannya di TPU Rorotan yang antre atau ambulansnya yang kosong," ia menambahkan.
Azwar mengaku, keluarga sepenuhnya mengerti dengan kondisi ini. Pihak RS meminta keluarga agar menunggu supaya mendiang, yang Senin itu sudah dalam keadaan rapi dan siap dimakamkan, dapat dibawa ke TPU Rorotan untuk dikebumikan.
Ia menambahkan, RS mengizinkannya untuk mencari sendiri TPU lain yang dapat jadi lokasi pemakaman dengan protap Covid-19.
"Kami tidak berkeberatan disuruh mencari sendiri (TPU-nya). Karena kan dalam Islam itu pemakaman lebih cepat lebih baik," ucap Azwar.
"Kita enggak yakin 220 itu antrean bakal selesai sehari, takut kesodok-sodok orang lain yang mau dimakamin juga," ujarnya.
Keluarga Azwar lalu mencari sendiri slot pemakaman yang mungkin tersedia, hingga menghubungi TPU Pondok Ranggon.
Namun, TPU Pondok Ranggon hanya terima pemakaman tumpang, dengan syarat jika sudah ada keluarga sebelumnya yang sudah dimakamkan di sana.
Setelah mencari ke sana-sini, sementara mendiang masih terbaring di kamar jenazah RS, Azwar dan keluarga akhirnya mendapatkan slot pemakaman di TPU Pedurenan, Mustikajaya, Kota Bekasi.
Butuh waktu sehari sejak kematian mendiang, untuk mendapatkan slot di TPU yang merupakan area pemakaman khusus bagi jenazah pasien Covid-19 di Kota Bekasi.
"Akhirnya dimakamkan di sana hari Selasa (29/6/2021) jam 11-an sebelum dzuhur," kata Azwar.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/05/20230011/tertinggi-selama-pandemi-127-kematian-pasien-covid-19-dalam-sehari-di
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan