Salin Artikel

Hari Keempat Penyekatan PPKM Darurat di Lenteng Agung, Antrean Tak Sepanjang Kemarin

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran memantau Kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, yang menjadi salah satu jalan disekat selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat 3-20 Juli 2021.

Fadil mengatakan, kondisi hari keempat penyekatan di lokasi itu lebih baik dari sebelumnya, yang mengalami penumpukan hingga antrean kendaraan.

"Tadi sudah melihat, situasi sudah semakin membaik. Antreannya sudah tidak sepanjang (Senin) kemarin. Kemarin bisa sampe ke Universitas Pancasila, sekarang hanya ekornya sekirar 200 meter ke belakang," ujar Fadil dalam voice recording yang diterima Selasa (6/7/2021).

Fadil menilai volume kendaraan pada hari keempat telah berkurang, sehingga terjadi pengurangan antrean di lokasi penyekatan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Adapun proses seleksi pengendara, baik yang bekerja di sektor esensial maupun non-esensial, sebagai syarat untuk dapat melintas juga telah membaik.

"Kedua, seleksi pun sudah semakin baik, karena masyarakat sudah mempersiapkan diri dengan surat-suratnnya (surat tanda registrasi pekerja)," kata Fadil.

Sebelumnya, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya melakukan penyekatan di 63 titik ruas jalan selama PPKM darurat.

Dari 63 titik ruas jalan, 28 di antaranya yang ada di batas kota dan jalan tol. Adapun 21 titik jalan yang rawan pelanggaran protokol kesehatan dan 14 pengendalian mobilitas yang diawasi dengan patroli.

Tiga hari penyekatan berjalan, Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Hendro Pandowo mengumumkan penambahan sembilan lokasi penyekatan di Jakarta dan sekitarnya. Total menjadi 72 titik lokasi penyekatan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengingatkan, kebijakan pembatasan mobilitas warga diambil bukan untuk mengosongkan jalan Jakarta, melainkan untuk menyelamatkan banyak jiwa dari paparan Covid-19.

"Ini bukan untuk mengosongkan jalan di Jakarta, ini adalah untuk menyelamatkan kita semua, menyelamatkan Anda, menyelamatkan keluarga kita semua," ujar Anies dalam rekaman suara, Minggu (4/7/2021).

Anies mengingatkan, hanya yang bekerja di bidang kritikal dan esensial yang boleh beroperasi selama PPKM darurat berlangsung.

Jika tidak patuh terhadap pembatasan ini, kata Anies, pandemi Covid-19 di Jakarta bisa terus berlanjut tiada henti.

Pilihannya ada dua, ingin cepat selesai dari pandemi, atau berlama-lama dengan keadaan mencekam seperti saat ini.

"Kalau mau lama selesainya maka kita semua bergerak keluar, pasti akan lama selesainya. Ini bisa 2 minggu, 4 minggu, 6 minggu, 8 minggu, sangat tergantung pada kecepatan kita," ucap dia.

Namun, jika semua orang taat untuk tetap di rumah, bisa jadi pembatasan yang saat ini berlaku bisa dipersingkat dan aktivitas bisa kembali normal.

"Kita berharap ini bisa cepat. Kalau cepat, mari kita sama-sama kompak untuk memilih berada di rumah mengurangi kegiatan di luar dan mengizinkan hanya mereka yang sektor esensial dan kritikal yang berkegiatan," ujar Anies.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/06/11352761/hari-keempat-penyekatan-ppkm-darurat-di-lenteng-agung-antrean-tak

Terkini Lainnya

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke