JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa penganiayaan dialami seorang sopir ojek online (ojol) di kawasan Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat, Sabtu (10/7/2021) malam.
Kanit Reskrim Polsek Tambora AKP Suparmin menjelaskan insiden ini bermula dari keinginan remaja berinisial A dan S untuk melaksanakan balas dendam di kawasan Jembatan Besi. Keduanya mengajak satu remaja lainnya berinisial R.
R telah diamankan oleh polisi. Namun, kepada polisi, R mengaku tak tahu menahu mengenai upaya balas awal permasalahan dua rekannya.
"Dia (R) diajak dari rumahnya dijemput sama si A dan si S. Yang nyetir motor si S. Di perjalanan si A bilang 'nih saya udah bawa celurit'," kata Suparmin kepada wartawan Minggu (11/7/2021).
Ketiganya berangkat dengan satu motor.
Sesampainya di tempat kejadian perkara (TKP), ketiganya turun dan bertanya ke warga, di mana orang yang mereka cari.
"Belum sempat ketemu yang dicari, ada cekcok. Karena di situ orangnya banyak, akhirnya A emosi dan mengeluarkan celurit," tutur Parmin.
A kemudian mengayunkan celuritnya dengan membabi buta dan membacok seorang sopir ojol. Sopir itu terluka pada bagian pinggang dan masih dirawat di RSCM Jakarta Pusat.
Ketiga pelaku kabur. Namun, R tertinggal dan berhasil diamankan warga. R juga sempat jadi pelampiasan kemarahan warga. Pasalnya, warga mengira R merupakan seorang maling.
"Diteriaknya maling, akhirnya warga ngamuk. Ditangkap, digebukin," ucap Suparmin.
Dalam video yang viral di media sosial, tampak bibir R berdarah. R terlihat dilindungi beberapa warga demi meredam amarah warga yang lain.
Saat ditanya penyidik, Suparmin menuturkan, R tidak tahu mendalam terkait aksi balas dendam A.
"R juga enggak tahu persis. Itu temannya A," kata Suparmin.
Polsek Tambora terus mengembangkan kasus ini dan mencari dua pelaku yang masih buron.
"A warga Jembatan Besi juga. S juga. Dicari di rumahnya udah enggak ada," pungkas Suparmin
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/12/06580771/penganiayaan-sopir-ojol-di-tambora-bermula-dari-niat-balas-dendam