Salin Artikel

"Patungan Rakyat" Bahu-membahu Selamatkan Nyawa Warga Miskin Kota yang Makin Terpinggirkan

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat kesehatan menjadi "komoditi" biasa bagi kebanyakan populasi Jakarta, warga miskin Ibu Kota sudah menganggapnya sebagai suatu kemewahan.

Bagaimana tidak, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti sandang, pangan, dan papan saja, mereka perlu banting tulang bahkan berutang tanpa tahu kapan bisa membayarnya.

Dan kini, ketika pandemi Covid-19 mendera dan kesehatan menjadi barang langka bagi kebanyakan warga Jakarta, masyarakat miskin menjadi semakin terpinggirkan.

Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Eny Rochayati mengatakan, masyarakat miskin yang tinggal di kampung-kampung Jakarta kini hidup dalam ketidakberdayaan.

Warga bertahan tanpa nafkah, sebagian mungkin sudah terpapar Covid-19 tanpa memiliki daya untuk mengakses rumah sakit, hingga satu per satu meninggal sesak napas.

"Kejadian kematiannya tinggi sekali. Setiap hari, ada kematian, paling tidak itu dua orang. Gejalanya sama, sesak napas," ujar Eny kepada Kompas.id.

Oksigen menjadi barang yang sangat langka dan, di saat yang bersamaan, juga sangat dibutuhkan oleh warga miskin kota yang mengalami sesak.

”Kami sudah dapat link dari mana-mana. Tapi saat coba dilacak oleh keluarga, tidak ada, semua kosong. Lalu, ketika dapat oksigen, antrenya seharian. Bisa dibayangkan, orang dalam keadaan sesak napas menunggu oksigen sampai seharian, padahal hitungan menit saja sudah megap-megap,” kata Eny.

Bantuan tabung oksigen

Di tengah ketidakberdayaan tersebut, aktivis Sandiyawan Sumardi memberikan bantuan berupa tabung oksigen agar bisa digunakan oleh JRMK untuk membantu pasien.

Di wilayah padat penduduk Penjaringan, satu tabung oksigen yang didapatkan dari Sandiyawan digunakan bergilir oleh warga setempat.

Jelas saja, satu tabung itu sama sekali tak cukup untuk melayani kebutuhan orang-orang yang menderita sesak napas.

Saat satu warga masih menggunakan tabung itu, warga lain juga mengiba mendapatkan giliran karena mengalami sesak napas. ”Sementara banyak yang teriak, butuh tabung,” kata Eny.

Sementara itu, Sandyawan membenarkan perihal bantuan tabung oksigen tersebut. Bantuan itu disalurkan melalui gerakan "Patungan Rakyat" untuk membantu warga miskin Ibu Kota.

"Kita di awal mulai dengan hanya bermodalkan satu tabung oksigen 1m3, namun dua hari kemudian, dengan sumbangan dana dari para sahabat, kami sudah mulai dapat membeli dua tabung oksigen 1m3, meskipun dengan harga yang cukup mahal," tulis Sandyawan di akun Facebooknya.

Ia sudah mengizinkan Kompas.com untuk mengutip informasi tersebut.

Menurut Sandyawan, harga satu tabung oksigen 1m3 sebelum pandemi adalah Rp 850.000. Sekarang, harganya melonjak hingga Rp 5.000.000 per tabung.

"Karena di Jabodetabek nyaris sudah habis sama sekali, kami membeli di Bandung," ujarnya.

Melalui bantuan seorang donatur, Sandyawan bisa membeli tambahan dua tabung oksigen ukuran agak besar 6m3, dengan harga satuan relatif lebih murah, yakni Rp 4.400.000.

Dengan total lima tabung oksigen tersebut, gerakan Patungan Rakyat ternyata sudah bisa ikut menyambung napas sembilan warga kampung kota di pinggiran Jakarta.

Hingga Kamis (15/7/2021), Patungan Rakyat berhasil membeli enam tabung oksigen. "Ini saya sedang beli lima lagi," ucap Sandyawan.

Dana yang digunakan oleh gerakan Patungan Rakyat melalui kerja kemanusiaan "warga bantu warga" ini didapat dari sejumlah donatur, imbuhnya.

Donasi kitabisa.com

Sadar bahwa kebutuhan akan oksigen dan penunjang lainnya dalam penanganan Covid-19 di kampung kota Jakarta sangatlah besar, Sandyawan kemudian menggalang dana melalui kitabisa.com.

Diharapkan, sebanyak Rp 200 juta donasi dapat terkumpul dalam waktu kurang lebih dua bulan. Sejak dibuka pada 8 Juli lalu, sebanyak Rp 86 juta dana sudah terkumpul dari 1.616 donatur.

"Rencananya dengan dana dari kitabisa.com "Patungan Rakyat", kami akan membeli 50-an tabung oksigen lengkap dengan regulator dan selangnya, juga vitamin dan obat-obatan," ujar Sandyawan.

Ia juga berniat untuk menghubungkan pasien yang terpaksa melakukan isolasi mandiri dengan dokter atau rumah sakit.

Klink link berikut jika ingin berkontribusi dalam gerakan Patungan Rakyat dengan cara memberi donasi: https://kitabisa.com/campaign/patunganrakyat. (Kompas.id/ Stefanus Ato)

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/16/05300021/-patungan-rakyat-bahu-membahu-selamatkan-nyawa-warga-miskin-kota-yang

Terkini Lainnya

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke