Salin Artikel

Pemalakan Sopir Truk Kembali Muncul, Sebulan Setelah Instruksi Jokowi Berantas Pungli

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar satu bulan lalu, aksi premanisme terhadap sopir truk menjadi perhatian Presiden Jokowi.

Berawal ketika Jokowi mendapatkan laporan dari para sopir kontainer mengenai pungli yang kerap terjadi di kawasan pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis (10/6/2021).

Saat itu, Kepala Negara tengah mengadakan kunjungan ke kawasan bisnis tersebut.

Di hadapan para pengemudi truk kontainer, Jokowi meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit menindak kriminalitas yang ada di kawasan Terminal Pelabuhan Tanjung Priok dan sekitarnya.

"Pak Kapolri, selamat pagi. Ini saya di Tanjung Priok, ada keluhan, banyak keluhan dari para driver kontainer yang berkaitan dengan pungutan liar, pungli, di (Terminal) Fortune, di NPCT One, kemudian di Depo Dwipa, pertama itu," kata Jokowi.

"Yang kedua juga kalau pas macet, itu banyak driver-driver yang dipalak sama preman-preman. Ini tolong bisa diselesaikan, itu saja," tuturnya.

Sehari setelah instruksi Jokowi itu, polisi langsung mengumumkan penangkapan puluhan pelaku pungli di kawasan Tanjung Priok.

Namun, pungli tak sepenuhnya hilang. Aksi ini kembali terulang di Jalan Raya Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (21/7/2021)

Aksi tersebut direkam dan videonya tersebar di media sosial. Dalam video tersebut, tampak seorang pria baju hitam naik ke truk mengambil sesuatu milik sopir. Saat itu suasana jalan sedang macet.

"Gepkes, ada yang malak Gepkes," ujar seseorang dalam video tersebut.

Polisi sendiri telah mengamankan para pelaku pada Kamis (22/7/2021). Berikut sejumlah fakta terkait kasus ini.

Pelaku gunakan hasil palak untuk makan dan beli rokok

Kapolsek Koja Kompol Abdul Rasyid mengatakan, pelaku pemalakan berjumlah tiga orang.

"Adanya pemerasan sopir kontainer yang dilakukan oleh pelakunya tiga orang. Yaitu MF (19) alias D, kedua MY (19) alias B yang ketiga AS (24)," kata Abdul dalam rekaman yang diterima Kompas.com, Jumat (23/7/2021).

Ketiga pelaku ditangkap saat bersembunyi di Lagoa, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

"Kejadian Rabu sore, Kamis sudah ditangkap bersembuny di daerah Lagoa, Kecamatan Koja," sambungnya.

Menurut Abdul, ketiganya merupakan pengangguran. Karena itu, mereka memutuskan menjadi "pak ogah" di putaran di Jalan Raya Cilincing.

Hasil memalak, kata Abdul, digunakan pelaku untuk makan.

"Uangnya digunakan beli makan sama rokok, jadi pada saat melakukan aksinya meninggalkan tempat, pergi makan dan beli rokok," tutur dia.

Ancam pecahkan kaca

Abdul bercerita, pemalakan bermula ketika sopir truk berada di tengah kemacetan pada Rabu, sekira pukul 15.00 WIB. Saat itu, tiba-tiba dua pelaku menghampiri dan naik ke ban truk untuk meminta uang kepada sopir.

"Pada saat mobil kontainer melewat di jalan raya Cilincing ada dua dari pelaku naik ke atas mobil, di ban mobil depan, mau minta uang. Setelah itu sopir memberi uang sebanyak Rp 50.000," tutur Abdul.

Tak puas dengan jumlah uang yang mereka terima, pelaku kembali meminta uang dengan mengancam akan memecahkan kaca truk.

"Setelah menerima uang itu pelaku merasa masih kurang, jadi minta lagi dengan ancaman akan memecahkan kendaraan apabila tidak memberikan uang akhirnya sopir tersebut nambah lagi Rp 50.000, jadi totalnya Rp 100.000 semua," kata Abdul.

Susah hilang

Ketua Gepkes Indonesia sekaligus anggota Forum Lintas Komunitas Pengemudi Indonesia (FLKPI), Syarif Hidayat berpendapat, pemalakan terhadap sopir dan aksi kriminal lainnya akan terus terjadi meski telah diberantas.

"Kalau terkait ini kayaknya sudah seperti hukum alam. Jadi ini diberantas satu bulan kemudian ada lagi, ada lagi, susah untuk hilang," kata Syarif kepada Kompas.com, Jumat.

"Pemalakan, penjambretan itu pasti ada lagi misalkan ini sudah diberantas sebulan ke depan ada lagi," lanjutnya.

Di Jalan Raya Cilincing sendiri, kata Syarif, pemalakan selalu terjadi apabila ada kemacetan yang cukup parah.

Syarif pun akhirnya menyuruh anggotanya untuk merekam jika terjadi pemalakan.

Saat ini, Syarif dan para sopir truk lain sebisa mungkin membuat bukti ketika kejadian terulang kembali, untuk kemudian diserahkan kepada pihak kepolisian.

"Jadi langkah pengemudi untuk membantu kepolisian ya begini, membuat dokumentasi yang valid sehingga bisa kita sampaikan kepada aparat dan pihak kepolisian," ucapnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/24/09172781/pemalakan-sopir-truk-kembali-muncul-sebulan-setelah-instruksi-jokowi

Terkini Lainnya

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke