Dalam sidak tersebut, Risma menerima aduan adanya pungutan liar penyaluran bansos. Seorang penerima bansos di Karang Tengah, Kota Tangerang mengaku diminta pungli sebesar Rp 50.000 untuk mendapatkan bansos.
Pembicaraan antara Risma dan korban pungli itu diabadikan dalam sebuah rekaman yang diterima Kompas.com.
Warga itu pun merasa takut untuk membeberkan nama oknum yang melakukan pungli itu. Dia takut tidak menerima bansos lagi ketika membeberkan nama oknum tersebut.
Risma kemudian mencecar sejumlah pertanyaan kepada penerima bansos itu agar nama oknum yang melakukan pungli bisa terungkap.
"Oh besok dapat, saya jamin. Ibu saya jamin bisa dapat lagi," ucap Risma.
Mantan Wali Kota Surabaya itu juga menjamin, korban mendapat perlindungan dari Kepolisian meski membeberkan nama oknum yang melakukan pungli.
"Ini ada Pak Kapolsek, Bareskrim, dampingi saya. Nanti didampingi," kata Risma.
Korban lantas mengatakan, nama oknum yang melakukan pungli sebesar Rp 50.000 itu adalah Maryani. Hingga saat ini, masih belum diketahui siapa oknum bernama Maryani tersebut.
Diberitakan sebelumnya, tujuan asli dari sidak penyaluran bansos itu adalah untuk memastikan apakah BST disalurkan kepada penerima yang tepat.
"Bu Risma biasa, blusukan, monitoring penyaluran," ungkap Kepala Kantor Pos Tangerang Mohamad Sarip melalui sambungan telepon, Rabu.
Menurut Sarip, Risma menyatakan bahwa BST di Kota Tangerang telah disalurkan tepat sasaran, yakni kepada keluarga yang memang kurang mampu.
Sarip berujar, Risma tidak menyampaikan keluhan apa pun berkait penyaluran bantuan sebesar Rp 600.00 itu kepada Kantor Pos Tangerang.
Sarip menambahkan, sidak yang dilakukan Risma tidak diketahui oleh pemerintah setempat. Sidak hanya diketahui oleh Kantor Pos Tangerang selaku instansi yang menyalurkan bantuan tersebut.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/28/18054581/sidak-penerima-bansos-mensos-risma-terima-aduan-pungli-rp-50000-di