Salin Artikel

Fakta Pungli Bansos di Tangerang: Kini Korban Sebut Tak Ada Oknum, Polisi Selidiki

TANGERANG, KOMPAS.com - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menerima aduan terkait praktik pungutan liar (pungli) yang dialami penerima bantuan sosial (bansos) di Kota Tangerang, Rabu (28/7/2021).

Adapun sejumlah orang yang sempat mengadu ke Risma merupakan warga Karang Tengah, Kota Tangerang.

Berikut catatan Kompas.com mengenai kelanjutan kasus pungli tersebut:

Diselidiki tim PKH

Tim Program Keluarga Harapan (PKH) sedang menyelidiki kasus dugaan praktik pungli yang dialami warga di Karang Tengah.

Koordinator Tim PKH Kota Tangerang Muhidin berujar, pihaknya menyelidiki kasus itu bersama dengan tim dari Kemensos.

"Hari ini kami, tim PKH, sedang mendampingi pihak Kemensos ke lokasi," ungkapnya melalui pesan singkat, Kamis.

"Nanti hasilnya saya infokan," sambung dia.

Kini pengadu sebut tak ada oknum

Warga Karang Tengah berinisial S yang sempat mengaku menjadi korban pungli saat ditemui Risma, tiba-tiba mengaku tidak ada oknum yang meminta uang kepada dirinya.

Padahal, penerima PKH itu sempat mengadu kepada Risma bahwa bantuan yang diberikan kepadanya dipotong oleh seorang oknum.

"Enggak, enggak ada yang motong sama sekali," tutur dia kepada wartawan, Kamis.

S berujar, dia merasa grogi saat Risma menemui dirinya.

Lantas, S secara tidak sengaja menyatakan bahwa ada seorang oknum yang meminta pungli.

"Iya kemarin saya grogi, ketemu banyak orang, ada polisi juga," ucapnya.

Kepada Risma, S sempat menyebut nama oknum yang melakukan pungli, yaitu Maryati (sebelumnya ditulis Maryani).

S menyebut Maryati merupakan pendamping PKH di lokasi tersebut.

Kediaman Maryati juga terletak tidak terlalu jauh dari kediaman S.

Keduanya berada dalam satu RW yang sama. Kata S, Maryati tidak pernah meminta pungli.

Dalam kesempatan itu, S tidak menjelaskan maksud dari pernyataan dia terkait ancaman yang pernah didapatkan dari Maryati.

Namun, selama tiga tahun dia terdaftar sebagai PKH, S mengaku selalu memegang kartu PKH tersebut.

Perempuan itu turut mengatakan bahwa dia tidak mengenali sosok Risma.

Polisi lakukan penyelidikan

Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kota Kompol Abdul Rachim berujar, pihaknya meminta keterangan dari lima penerima PKH yang merupakan warga Karang Tengah.

Kelima warga itu adalah ibu rumah tangga yang di antaranya bekerja sebagai pedagang dan buruh cuci.

Hasil dari pemeriksaan sementara, empat di antaranya mengaku telah menerima bantuan PKH sejak 2018.

Sementara itu, satu penerima lainnya baru menerima bantuan satu kali pada 2021. Padahal, dia telah terdaftar sebagai penerima PKH sejak 2017.

Tak hanya itu, salah seorang warga hanya menerima bansos sebesar Rp 500.000 per tiga bulan pada 2021, sedangkan empat warga lainnya menerima bantuan sebesar Rp 600.000 pada 2018-2020.

Abdul menambahkan, kelima warga tersebut juga menerima bantuan sembako dalam bentuk beras 12 kilogram, pisang 1 kilogram, dan sayur mayur.

Lima penerima bantuan itu serempak menyebutkan bahwa pendamping PKH mereka bernama Maryati dan M Aminullah.

Meski demikian, melalui rilis tersebut tidak dijelaskan apakah warga yang hanya menerima Rp 500.000 itu merupakan korban pungli.

Dalam rilis itu juga tidak dijelaskan apakah warga yang baru menerima bantuan pada tahun ini merupakan korban pungli.

Nama atau inisial dari lima warga tersebut pun tidak ditulis.

Pemkot buka layanan pengaduan

Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang membuat layanan pengaduan bagi penerima bantuan dari pemerintah yang menjadi korban pungli.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, layanan pengaduan itu untuk warga penerima bansos atau bantuan pangan non-tunai (BPNT).

Menurut dia, layanan itu merupakan kerja sama antara Pemkot Tangerang, Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Tangerang, dan Polres Metro Tangerang Kota.

Korban pungli dapat menghubungi nomor 08111500293. Kata Arief, nomor tersebut hanya menerima pesan melalui aplikasi WhatsApp dan tidak melayani pengaduan melalui sambungan telepon.

Selain korban pungli, warga yang mengetahui praktik pungli di Kota Tangerang juga dapat melaporkan hal tersebut melalui nomor itu.

Dia mengimbau warga agar tidak segan melapor jika ada praktik pungli. Pihaknya menjamin anonimitas pelapor.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/30/09244231/fakta-pungli-bansos-di-tangerang-kini-korban-sebut-tak-ada-oknum-polisi

Terkini Lainnya

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Megapolitan
Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke