JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan data yang dihimpun Pemerintah Kota Depok di Jawa Barat, terdapat sekitar 700 anak yang kehilangan orangtua, baik itu ayah, ibu atau keduanya, akibat Covid-19.
Di Kota tetangga, Bogor, jumlah anak yang bernasib serupa ada sekitar 300 orang. Mereka semua butuh perhatian khusus agar hak-hak mereka terhadap hidup layak dan pendidikan tetap terpenuhi.
Depok
Kepala Dinas Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK) Kota Depok Nessi Handari mengatakan, saat ini pihaknya masih terus mendata kasus meninggal yang berdampak langsung kepada anak-anak.
Salah satu yang menjadi perhatian DPAPMK, yaitu GU (5), RG (1,5), dan HR (1 bulan) yang kehilangan ibunya pada awal Juli karena Covid-19.
”Mereka salah satu yang harus mendapat perhatian. Masih ada sekitar 700 anak-anak seperti mereka. Kebutuhan dan hak dasar mereka harus harus terpenuhi,” ujar Nessi, Rabu (11/8/2021), dilansir dari Kompas.id.
Nessi menjelaskan, kriteria anak-anak yang harus menjadi perhatian, yaitu usia 0-18 tahun. Namun, kriteria itu tidak kaku.
Pada kasus lainnya di Kota Depok, ada dua anak yang saat ini duduk di bangku kuliah usia 18 tahun ke atas dan adiknya masih SD.
Dua kakak-adik itu sudah tidak ada orangtua lagi karena meninggal. Sehingga perlu bantuan dan perlindungan meski sudah di atas 18 tahun.
Dalam kasus itu, kata Nessi, selain membantu untuk memenuhi kebutuhan hak dasar, pihaknya akan mencari keluarga terdekat untuk mengasuh anak-anak itu. Jika tidak ada mereka akan dibawa ke panti asuhan.
”Pak Wali Kota dan pak wakil menyadari bahwa perlu ada perhatian dan pendampingan dari pemerintah. Kami juga sudah siapkan tim psikolog untuk itu. Ini kewajiban kita supaya bisa memenuhi kebutuhan hak dasar mereka seperti pendidikan dan kesehatan. Jangan sampai mereka sudah kehilangan orangtua, lalu kehilangan hak-hak dasarnya. Jangan sampai tidak terdata dan mereka tidak tahu harus seperti apa dan bagaimana,” lanjutnya.
Dalam pemenuhan hak dasar anak-anak, DPAPMK tidak bekerja sendiri, tetapi ada dinas pendidikan, dinas sosial, dinas dukcapil, dan dinas terkaitnya yang membantu.
”Untuk pendidikan dari program Pemkot Depok kan gratis dari SD-SMP. Kartu identitas anak (KIA) kita penuhi dari dukcapil, hingga hak sipil administrasi kependudukan ataupun hak kesehatan. Kita penuhi hak dasarnya,” tuturnya.
Bogor
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, pihaknya saat ini tengah mendata anak yang terdampak Covid-19 akibat ditinggal meninggal orangtua mereka.
Sejauh ini ada 300 anak yang masuk dalam radar Pemkot Bogor.
Bima menilai perlu ada gerakan sistematis untuk melindungi anak-anak tersebut dan menjamin hak-hak dasar mereka terpenuhi.
Perhatian dalam bentuk bantuan sembako dinilai tidaklah cukup karena ada persoalan pendidikan, kesehatan, konseling bimbingan dan sebagainya. Perlu gerakan yang sistematis melindungi anak-anak,” kata Bima.
Salah satunya program yang saat ini sudah jalan, kata Bima, ASN diajak berkontribusi untuk menyisihkan penghasilannya dalam membantu warga yang membutuhkan, seperti UMKM, warung, para duafa dan sebagian disisihkan bagi anak-anak yatim piatu.
(Penulis: Aguido Adri/ Editor: Neli Triana)
Tulisan ini telah tayang di Kompas.id dengan judul “Sekitar 1.000 Anak di Depok dan Kota Bogor Kehilangan Orangtua karena Covid-19”.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/12/10512091/ratusan-anak-yang-kehilangan-orangtua-karena-covid-19-butuh-perhatian