Hingga berita ini ditulis, pemerintah belum memutuskan apakah PPKM Level 4 Jakarta akan kembali diperpanjang atau tidak.
Meskipun demikian, ada secercah harapan jelang berakhirnya PPKM Level 4 di Ibu Kota.
Pasalnya, pada Sabtu (14/8/2021), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memaparkan sejumlah data indikator penanganan Covid-19 di Ibu Kota yang mulai membaik.
Kasus Aktif di Bawah 10.000
Indikator pertama adalah penurunan jumlah kasus aktif Covid-19. Kini, kasus aktif di Jakarta berada di bawah 10.000 kasus.
Padahal pada 16 Juli 2021, kasus aktif di Jakarta mencapai 113.137 kasus. Jumlah tersebut menunjukkan puncak pandemi di DKI Jakarta.
"Alhamdulillah kasus aktif di Jakarta per tanggal 14 Agustus ini telah turun di bawah angka 10.000 kasus. Kasus aktif ini adalah jumlah orang yang positif, yang masih dirawat di rumah sakit atau masih melakukan isoman (isolasi mandiri)," ucap Anies.
BOR Rumah Sakit Menurun
Penurunan kasus aktif di Ibu Kota juga dibarengi dengan penurunan beban rumah sakit dan tenaga kesehatan.
"Kita ingat pada saat puncak itu tercapai, seluruh kamar rumah sakit di Jakarta penuh, bukan hanya ICU, bukan hanya kamar rawat inap, tapi antrean masuk IGD pun panjang, meluber ke selasar-selasar, bahkan kita harus membangun tenda-tenda darurat," kata Anies.
Keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) isolasi untuk pasien Covid-19 di rumah sakit Jakarta kini berada di angka 33 persen.
Sedangkan BOR intensive care unit (ICU) di Jakarta berada di angka 59 persen.
"Ini jauh lebih rendah dari rekomendasi ambang batas maksimal oleh WHO yaitu 60 persen," ucap Anies.
Anies menjelaskan, saat puncak pandemi, keterisian tempat tidur sempat berada di angka 94-95 persen. Oleh karena itu, Pemprov DKI memutuskan menambah kapasitas tempat tidur isolasi dan ICU.
"Jumlah rumah sakit (dari 106) ditambah menjadi 140 rumah sakit, dari 6.000 tempat tidur lompat menjadi 11.000 tempat tidur," kata dia.
Angka Kematian Menurun
Mantan Menteri Pendidikan itu juga menjelaskan penurunan angka kematian akibat Covid-19 di Ibu Kota.
Dia membandingkan, saat puncak pandemi pada Juli 2021, angka kematian mencapai 400 jiwa dalam sehari.
"Tetapi sekarang angka pemakaman dengan protap Covid-19 telah turun di kisaran 50-an dan angka kematian terkonfirmasi Covid-19 turun di angka 40-an, inilah situasi bila beban jauh lebih kecil, kecepatan dalam proses pun akan lebih baik," ucap Anies.
Meski angka kematian menurun, Anies meminta semua pihak tak melihat hal tersebut sekadar angka belangka. Kematian akibat Covid-19 juga diiringi duka keluarga yang ditinggalkan.
"Mereka adalah saudara-saudara kita yang punya keluarga, teman yang kita sayangi, keluarga yang kita cintai, dan setiap kematian Covid-19 adalah terlalu banyak, kita harus terus tekan sampai titik yang terendah," ucap Anies.
Jakarta Keluar dari Zona Merah Covid-19
Indikator terakhir yang menunjukkan kondisi Ibu Kota mulai membaik adalah status zona risiko untuk wilayah DKI Jakarta.
Menurut Anies, DKI Jakarta kini telah keluar dari zona merah Covid-19. Ibu Kota sudah berstatus zona oranye penyebaran Covid-19.
Dari 30.417 RT yang ada di Jakarta, hanya ada tujuh RT yang berstatus zona merah, sedangkan zona oranye sebanyak 328 RT. Sisanya ada di zona kuning dan zona hijau.
Meski penanganan Covid-19 di Jakarta semakin membaik, Anies tetap mengingatkan warga Ibu Kota untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. Sebab, penambahan kasus harian Covid-19 masih berada di atas 1.000 kasus per hari.
"Pandemi belum selesai, jadi jangan buru-buru merasa ah udah bebas, sekarang bisa pergi-pergi, bisa melakukan kegiatan seperti biasa. Jangan dulu!" ucap Anies.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/16/08263031/secercah-harapan-jelang-akhir-ppkm-level-4-kasus-aktif-covid-19-di-bawah