JAKARTA, KOMPAS.com - Wakapolres Metro Jakarta Selatan AKBP Antonius Agus Rahmanto mengatakan, media sosial digunakan sebagai media provokasi antarkelompok. Mulanya pelaku saling ejek di dunia maya, akhirnya berujung tawuran.
"Kalau dulu memang trennya tawuran ketika ada ketersinggungan langsung (bentrok). Memang waktu itu belum ada sosial media. Ini mungkin sosial media disalahgunakan oleh mereka," kata Agus di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Jumat (20/8/2021).
Agus mengatakan, kelompok yang terlibat tawuran biasanya sudah mengenal anggotanya di sosial media. Para remaja dalam masing-masing kelompok biasanya saling ejek dan serang lewat kolom komentar.
"Ini fenomena yang membutuhkan perhatian serius bagi kita semua, tanggun jawab kita bersama apabila menyimak dari ada beberapa akun yang kemudian di bawahnya komen yang cenderung provokatif," kata Agus.
Agus mengatakan, semua pihak harus membina remaja-remaja yang menyalahgunakan media sosial untuk hal-hal negatif seperti saling ejek dan berujung tawuran.
Ia pun mengaku miris dengan kasus tawuran yang pecah di Jalan Bangka XI karena berawal dari provokasi anak di bawah umur.
"Ini mungkin perlu didikannya mungkin mohon maaf dalam artian pemahaman sosial media yang perlu harus diluruskan, sosial media bukan untuk provokasi ataupun provokator tetapi digunakan ajang untuk pertemannan. Masih banyak untuk hal-hal yang bagus," ujar Agus.
"Kalau dibilang fenomena (tawuran) kesekian kali ini tuh memang karena mengikuti tren sosial media digunakan untuk tawuran," tambah Agus.
Tawuran di Jalan Bangka XI diketahui berawal dari saling ejek dan saling tantang lewat Instagram. Kedua kelompok kemudian sepakat tawuran di Jalan Bangka XI.
Kedua kelompok bahkan mempersenjatai diri dengan senjata tajam. Selain itu, stik golf pun digunakan.
Sebelumnya, tawuran antarkelompok juga terjadi di Jalan Menteng Wadas, Pasar Manggis, Setiabudi pada Selasa (20/7/2021) sore. Tawuran tersebut melibatkan sejumlah warga yang saling serang.
Dalam video yang beredar, terlihat sejumlah orang melempar batu, sambil memakai helm, memegang tongkat kayu, hingga senjata tajam.
Terlihat juga banyak warga yang menonton kejadian tersebut, meski sedang masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4.
Tawuran antarkelompok warga di wilayah Pasar Manggis tersebut sudah terjadi tiga kali selama dua hari yakni pada malam takbiran dan Idul Adha.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/20/18132721/polisi-dulu-tawuran-dipicu-ketersinggungan-kini-diawali-saling-ejek-di