JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengklaim bahwa wilayah Ibu Kota saat ini sudah berstatus zona hijau dan mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).
“Alhamdulillah Jakarta sudah masuk zona hijau dan sudah memenuhi herd immunity. Namun demikian, kami minta semua warga disiplin patuh dan taat protokol kesehatan,” ujar Riza dilansir dari Antara.
Bagaimana faktanya? Apakah Jakarta benar-benar sudah aman dari penyebaran Covid-19 sehingga berstatus zona hijau? Apakah kekebalan kelompok benar sudah tercapai?
Masih berstatus zona oranye
Data corona.jakarta.go.id menunjukkan adanya penurunan kasus aktif di Jakarta sejak Agustus 2021 ini. Sebelumnya, Jakarta mengalami lonjakan kasus seiring merebaknya penyebaran virus Corona varian Delta dari India.
Puncaknya terjadi pada 16 Juli 2021 lalu dengan 113.138 kasus aktif.
Perlahan, jumlah kasus menurun di saat pemerintah juga mulai memperketat mobilitas masyarakat, ditandai dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 di Jakarta dan sekitarnya.
Jumlah kasus aktif di Jakarta per 22 Agustus 2021 kemarin adalah 8.531. Hanya saja, ini bukan berarti Jakarta ada di zona hijau.
Menurut peta risiko Satgas Covid-19, hanya ada satu wilayah di Indonesia yang berstatus zona hijau, yakni Pegunungan Arfak di Papua Barat. Sementara Jakarta berstatus zona oranye atau wilayah dengan risiko penularan sedang.
Status zona oranye hanya satu tingkat di bawah zona merah. Sementara di bawahnya ada zona kuning dan zona hijau.
Menurut Satgas Covid-19, wilayah yang bisa disebut zona hijau adalah wilayah yang tidak mencatatkan kasus Covid-19 sama sekali, atau pernah mencatatkan kasus Covid-19 namun tidak mengalami penambahan kasus baru dalam 4 minggu terakhir.
Vaksinasi warga Jakarta masih rendah
Kementerian Kesehatan melalui situs infeksiemerging.kemkes.go.id menjelaskan, herd immunity adalah situasi di mana sebagian populasi kebal terhadap penyakit menular tertentu.
Kekebalan tersebut memberikan perlindungan tidak langsung atau kekebalan kelompok terhadap masyarakat lainnya.
“Misalnya jika 80 persen populasi kebal terhadap suatu virus, empat dari setiap lima orang yang bertemu seseorang dengan penyakit tersebut tidak akan sakit dan tidak akan menyebarkan virus tersebut lebih jauh,” tulis situs tersebut.
Biasanya, suatu virus atau penyakit menular akan dapat dikendalikan jika 70 persen-90 persen populasi sudah kebal.
Bagaimana dengan status kekebalan masyarakat Jakarta terhadap Covid-19?
Data teranyar menunjukkan, sedikitnya 9,3 juta orang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama di Jakarta. Hanya saja, sepertiga dari penerima vaksin tersebut bukan warga DKI Jakarta.
Selain itu, untuk mencapai herd immunity, bukan hanya warga Jakarta yang harus divaksin. Seluruh warga yang berkegiatan di Ibu Kota juga harus sudah mendapatkan vaksin Covid-19.
Hal ini disampaikan oleh Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono.
"Yang harus divaksinasi bukan orang yang punya KTP DKI, melainkan orang yang beraktivitas di DKI. Berapa yang beraktivitias di DKI? Tiga puluh juta," kata epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono, kepada Kompas.com.
"(Vaksinasi di) Jakarta saja memang cukup tinggi. Tapi kan yang beraktivitas di Jakarta bukan hanya orang Jakarta. (Capaian vaksinasi Covid-19 DKI Jakarta), bila dibagi dengan 30 juta, masih di bawah 50 persen," imbuhnya.
(Penulis : Vitorio Mantalean/ Editor : Egidius Patnistik)
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/24/05150001/pemprov-dki-klaim-jakarta-zona-hijau-dan-capai-herd-immunity-faktanya