"Sejauh ini juga belum ada laporan yang terganggu," ujar Teddy seperti dikutip dari Warta Kota, Jumat (27/8/2021).
Oleh karena itu, sejak awal pihaknya tidak pernah mempermasalahkan keberadaan mural tersebut. Ia menganggap pesan yang disampaikan di mural itu adalah tulisan biasa.
Namun ia tak menampik jika dengan adanya tulisan itu tembok menjadi kotor.
"Untuk saya sih sebaiknya jangan sih (buat mural). Jangan ada tulisan tulisan gini , ya tentunya pasti kotor lingkungan juga," katanya.
Teddy pun mendukung keputusan aparat yang menghapus mural itu pada Kamis kemarin. Apalagi akhir-akhir ini marak penghapusan mural yang dianggap mengkritik pemerintah di berbagai daerah.
"Kan sekarang lagi marak penghapusan mural. Ya kita ngikutin aja, kalo pemerintah larang ya, ya dilarang," kata Teddy.
Teddy pun mengaku tak mengetahui secara pasti siapa yang membuat mural di lingkungan wilayahnya itu. Namun ia memastikan jika mural tersebut bukan warganya yang membuatnya.
"Bukan anak sini pasti itu. Jadi saya pastikan bukan anak sini. Sebenarnya ini saya juga baru tahu karena viral," katanya.
Mural yang dipermasalahkan itu berada di Jalan Kebon Kacang 30, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, tak jauh dari Bundaran Hotel Indonesia.
Mural dengan cat hitam dan putih sepanjang enam meter itu dilukis di tembok pembatas lahan kosong.
Mural tersebut menampilkan gambar dua buah televisi yang berdampingan.
Gambar televisi pertama bertuliskan "Yang bisa dipercaya dari TV cuma Adzan", sedangkan televisi kedua bertuliskan "Kami lapar tuhan".
Kemudian di samping kanan kedua televisi tersebut terdapat tulisan "Jangan takut tuan-tuan, ini cuma street art".
Mural tersebut dibuat oleh empat seniman yang juga warga Jakarta. Namun, para pembuat mural itu memilih merahasiakan identitas mereka.
Mereka memilih menggunakan akun Instagram anonim tembokperlawanan_ guna mengunggah karya-karyanya.
Saat dihubungi pada Kamis (26/8/2021), admin akun itu menjelaskan bahwa mural tersebut dibuat pada hari Minggu lalu.
Tujuan mereka membuat lukisan tembok itu adalah untuk menyuarakan keresahan rakyat tanpa maksud menghina atau memprovokasi siapa pun.
"Mural ini enggak mengandung unsur rasis, menghina, atau provokasi. Hanya bersuara mewakili keresahan rakyat," kata admin akun tersebut.
Setelah diunggah ke Instagram, gambar mural itu pun viral di kalangan warganet. Sejumlah media juga meliput keberadaan mural tersebut.
Kabar keberadaan mural itu pun akhirnya sampai ke Pemerintah Kota Jakarta Pusat, Kamis (26/8/2021). Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi langsung berkoordinasi dengan Camat Tanah Abang Yassin Pasaribu.
Berselang beberapa jam kemudian, sejumlah aparat bersama warga datang menghapus mural itu dengan menimpanya menggunakan cat hitam.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul "Tak Tahan Kritik, Mural yang Viral di Kebon Kacang Dihapus".
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/27/12044731/ketua-rt-sebut-tak-ada-warga-yang-terganggu-oleh-mural-kami-lapar-tuhan