Para orangtua murid mengaku sangat menanti PTM karena merasa anaknya akan lebih maksimal belajar di sekolah dibandingkan di rumah.
"Belajar online itu kurang efektif, anak juga kayaknya tidak pintar-pintar kalau tidak bertemu guru. Tapi keadaannya begini, kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa," ungkap Yono, salah satu wali murid kelas 6 saat menunggu kepulangan anaknya di depan sekolah, Senin.
Hal serupa juga disampaikan Rusiyadi, orangtua murid kelas 3. Ia mengaku senang sang anak akhirnya bisa kembali belajar di sekolah.
Menurut Rusiyadi, belajar di rumah kurang efektif karena sang anak lebih banyak bermain daripada belajar.
Selain itu, menurut Rusiyadi, anak lebih mudah meminta bantuan orangtua dalam mengerjakan tugas ketika belajar di rumah.
"Kalau di sekolah, anak bisa ataupun tidak bisa, mau tidak mau dia harus berjuang sendiri, tidak dibantu orangtuanya lagi," ungka Rusiyadi di tempat yang sama.
Sementara itu, Nani, yang juga wali murid kelas 3, mengaku sangat antusias ketika ditanya apakah mengizinkan anaknya mengikuti PTM atau tidak.
"Kita sudah biasa pusing di rumah. Waktu ditanya mau atau enggak PTM, langsung mengizinkan. Belajar online di rumah itu bikin pusing, tapi dinikmati aja," ungkap Nani.
Meskipun antusias, para orangtua tetap khawatir anak-anaknya mengikuti PTM di tengah pandemi. Namun, mereka percaya bahwa pihak sekolah akan melindungi para siswa.
Selain itu, mereka juga percaya bahwa sanag anak mampu menjaga protokol kesehatan dan menjaga diri mereka sendiri meski usianya masih belia.
"Dari awal saya juga sudah jelaskan ke anak soal aturan-aturan berada di sekolah. Saya juga beritahu kalau ada pengamanan, akan ada polisi. Saya sudah bilang jangan nakal," tutur Yono.
Berharap PTM berlanjut
Para wali murid berharap kegiatan PTM dapat terus berlanjut ke depannya.
Rusiyadi mengatakan, pandemi telah memakan hak para siswa untuk mendapatkan ilmu secara maksimal 1,5 tahun lamanya.
"Agak mubazir sih waktunya terbuang. Saat itu anak masuk sekolah kelas 1, sekarang tiba-tiba kelas 3," kata dia.
Sementara itu, Yono berharap para siswa bisa mengejar ketertinggalan pelajaran.
"Anak sudah kelas 6, semoga tidak ada UN, karena anak pasti ketinggalan pelajaran selama ini. Semoga segera boleh belajar di sekolah untuk seterusnya. Harapannya mereka bisa mengejar ketertinggalan," tutup Yono.
Diketahui, pada hari pertama kegiatan PTM terbatas di SDN Lebak Bulus 04 Pagi, siswa masuk pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 09.00 WIB untuk kelas kecil, sedangkan pukul 09.30 WIB untuk kelas besar.
Tidak ada jadwal istirahat makan atau keluar kelas. Siswa langsung belajar dan segera pulang pada waktu yang ditentukan.
Adapun siswa yang mendapat giliran belajar di sekolah hari ini adalah siswa-siswi kelas 3 dan kelas 6, sedangkan pada Rabu (1/9/2021), giliran siswa kelas 2 dan kelas 5. Sementara itu, pada Jumat (3/9/2021), giliran siswa kelas 1 dan 4.
Jumlah siswa per kelas dibatasi 50 persen dari kapasitas atau maksimal 11 orang.
Para siswa terlihat pulang dengan tertib dan menjaga jarak. Para penjemput atau orangtua menunggu di luar lingkungan sekolah.
Siswa yang belum dijemput menunggu di ruang tunggu dengan bangku yang berjarak. Petugas pun mengatur agar siswa keluar satu per satu dari lingkungan sekolah.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/30/13205181/dukung-ptm-terbatas-orangtua-siswa-sdn-lebak-bulus-04-belajar-online