Salin Artikel

Dukung PTM Terbatas, Orangtua Siswa SDN Lebak Bulus 04: Belajar Online Bikin Pusing, Anak Kayaknya Tak Pintar-pintar

Para orangtua murid mengaku sangat menanti PTM karena merasa anaknya akan lebih maksimal belajar di sekolah dibandingkan di rumah.

"Belajar online itu kurang efektif, anak juga kayaknya tidak pintar-pintar kalau tidak bertemu guru. Tapi keadaannya begini, kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa," ungkap Yono, salah satu wali murid kelas 6 saat menunggu kepulangan anaknya di depan sekolah, Senin.

Hal serupa juga disampaikan Rusiyadi, orangtua murid kelas 3. Ia mengaku senang sang anak akhirnya bisa kembali belajar di sekolah.

Menurut Rusiyadi, belajar di rumah kurang efektif karena sang anak lebih banyak bermain daripada belajar.

Selain itu, menurut Rusiyadi, anak lebih mudah meminta bantuan orangtua dalam mengerjakan tugas ketika belajar di rumah.

"Kalau di sekolah, anak bisa ataupun tidak bisa, mau tidak mau dia harus berjuang sendiri, tidak dibantu orangtuanya lagi," ungka Rusiyadi di tempat yang sama.

Sementara itu, Nani, yang juga wali murid kelas 3, mengaku sangat antusias ketika ditanya apakah mengizinkan anaknya mengikuti PTM atau tidak.

"Kita sudah biasa pusing di rumah. Waktu ditanya mau atau enggak PTM, langsung mengizinkan. Belajar online di rumah itu bikin pusing, tapi dinikmati aja," ungkap Nani.

Meskipun antusias, para orangtua tetap khawatir anak-anaknya mengikuti PTM di tengah pandemi. Namun, mereka percaya bahwa pihak sekolah akan melindungi para siswa.

Selain itu, mereka juga percaya bahwa sanag anak mampu menjaga protokol kesehatan dan menjaga diri mereka sendiri meski usianya masih belia.

"Dari awal saya juga sudah jelaskan ke anak soal aturan-aturan berada di sekolah. Saya juga beritahu kalau ada pengamanan, akan ada polisi. Saya sudah bilang jangan nakal," tutur Yono.

Berharap PTM berlanjut

Para wali murid berharap kegiatan PTM dapat terus berlanjut ke depannya.

Rusiyadi mengatakan, pandemi telah memakan hak para siswa untuk mendapatkan ilmu secara maksimal 1,5 tahun lamanya.

"Agak mubazir sih waktunya terbuang. Saat itu anak masuk sekolah kelas 1, sekarang tiba-tiba kelas 3," kata dia.

Sementara itu, Yono berharap para siswa bisa mengejar ketertinggalan pelajaran.

"Anak sudah kelas 6, semoga tidak ada UN, karena anak pasti ketinggalan pelajaran selama ini. Semoga segera boleh belajar di sekolah untuk seterusnya. Harapannya mereka bisa mengejar ketertinggalan," tutup Yono.

Diketahui, pada hari pertama kegiatan PTM terbatas di SDN Lebak Bulus 04 Pagi, siswa masuk pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 09.00 WIB untuk kelas kecil, sedangkan pukul 09.30 WIB untuk kelas besar.

Tidak ada jadwal istirahat makan atau keluar kelas. Siswa langsung belajar dan segera pulang pada waktu yang ditentukan.

Adapun siswa yang mendapat giliran belajar di sekolah hari ini adalah siswa-siswi kelas 3 dan kelas 6, sedangkan pada Rabu (1/9/2021), giliran siswa kelas 2 dan kelas 5. Sementara itu, pada Jumat (3/9/2021), giliran siswa kelas 1 dan 4.

Jumlah siswa per kelas dibatasi 50 persen dari kapasitas atau maksimal 11 orang.

Para siswa terlihat pulang dengan tertib dan menjaga jarak. Para penjemput atau orangtua menunggu di luar lingkungan sekolah.

Siswa yang belum dijemput menunggu di ruang tunggu dengan bangku yang berjarak. Petugas pun mengatur agar siswa keluar satu per satu dari lingkungan sekolah.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/30/13205181/dukung-ptm-terbatas-orangtua-siswa-sdn-lebak-bulus-04-belajar-online

Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke