Salin Artikel

Perjalanan Panjang Mengembalikan Belajar Tatap Muka di Jakarta di Tengah Pandemi Covid-19

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengambil keputusan untuk menutup seluruh sekolah di Ibu Kota pada 14 Maret 2020 lalu, setelah dua minggu kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo.

Anies saat itu meminta seluruh orangtua tidak mengizinkan anaknya bepergian keluar rumah, termasuk ke sekolah.

Dia juga mengimbau agar masyarakat bisa mengawasi penutupan sekolah yang rencananya berlangsung selama dua pekan itu.

"Kami mengharapkan kepada masyarakat dengan sekolah ditutup dan kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah, maka kurangi kegiatan di luar rumah," ujar Anies.

Saat itu, Anies mengambil kebijakan yang membuat seluruh sekolah akhirnya harus melakukan proses pembelajaran jarak jauh atau daring (online).

Dinas Pendidikan langsung dikerahkan untuk berkoordinasi dengan seluruh sekolah di Jakarta, belajar jarak jauh dimulai 16 Maret 2021.

Namun, rencana penutupan sekolah selama dua pekan itu ternyata tak berjalan mulus. Penyebabnya tak lain adalah kasus Covid-19 di Jakarta yang tak kunjung membaik.

Penutupan sekolah harus berlanjut sampai waktu yang tidak ditentukan.

Menteri minta sekolah dibuka Januari 2021

Di tengah angka kasus Covid-19 yang fluktuatif, Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makariem memberikan angin segar bagi siswa yang sudah rindu belajar tatap muka.

Nadiem mengatakan, seluruh sekolah di Indonesia, termasuk Jakarta bisa menggelar tatap muka dengan menyiapkan prosedur Covid-19 mulai Januari 2021.

"Jadinya bulan Januari 2021. Jadi daerah dan sekolah diharapkan dari sekarang kalau siap melakukan tatap muka, kalau ingin melakukan tatap muka, harus segera meningkatkan kesiapan untuk melaksanakan ini dari sekarang sampai akhir tahun," kata Nadiem, 20 November 2020.

Namun keinginan Nadiem tak bersambut di Jakarta. Libur Natal dan Tahun Baru 2021 menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di Ibu Kota, sehingga tidak dimungkinkan belajar tatap muka untuk digelar.

Mulai proses uji coba tahap 1

Setelah batal menggelar tatap muka Januari 2021, Pemprov DKI Jakarta akhirnya memberanikan diri melakukan uji coba tatap muka.

Uji coba tahap 1 berlangsung setelah puncak kasus Covid-19 pasca libur tahun baru mereda.

Uji coba digelar pada 7-29 April 2021 dan melibatkan 83 sekolah yang sudah lolos dari asesmen tahap 1-2 dilakukan Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Uji coba tahap 1 tersebut sukses dilaksanakan tanpa ada peserta didik terpapar Covid-19 dan memberikan rasa optimisme pembukaan sekolah akan dilanjutkan.

Pemprov DKI Jakarta kemudian berencana melakukan uji coba tahap 2 pembelajaran tatap muka terbatas setelah proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2021 selesai.

Dihentikan kembali karena lonjakan kasus

Proses uji coba tahap 2 belajar tatap muka kemudian resmi bergulir 9 Juni 2021. Saat itu jumlah sekolah yang mengikuti uji coba bertambah menjadi 226 sekolah.

Aturan yang diberlakukan masih seperti tahap 1 karena dinilai berhasil menggelar tatap muka tanpa ada kasus Covid-19 yang menjangkit siswa maupun tenaga pendidik.

Aturan 50 persen kapasitas, jaga jarak 1,5 meter dan pembelajaran hanya 3-4 jam pelajaran per hari dengan materi esensial.

Tahap 2 rencananya akan berlangsung 9-26 Juni 2021.

Namun rencana itu harus terhenti ketika baru berjalan selama sepekan. Penyebabnya tak lain kasus Covid-19 karena varian Delta mengepung kota Jakarta.

"Dengan kondisi saat ini, dan hasil rapat bersama antar satgas, kami putuskan saat ini sementara tidak dilanjutkan piloting (belajar) tatap muka tadi, sambil nanti menunggu bagaimana situasi di DKI Jakarta," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, Kamis (17/8/2021).

Kembali dibuka dengan harapan terus berlanjut

Senin, (30/8/2021) kemarin tatap muka kembali dibuka dengan pertimbangan kasus Covid-19 di Jakarta yang semakin menipis.

Pembukaan kembali belajar tatap muka diikuti 610 sekolah dengan aturan yang sama dengan tahap 1 dan tahap 2.

Indikator penurunan kasus Covid-19 di Ibu Kota terlihat dari angka kasus aktif di bawah 10.000, lima wilayah di Jakarta juga berstatus zona kuning atau zona risiko rendah.

Pembukaan tatap muka kali ini dibumbui rasa optimis mengingat angka kasus yang membaik, ditambah proses vaksinasi Covid-19 yang sudah menjangkau peserta didik di atas usia 12 tahun.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria percaya diri, proses belajar tatap muka bisa terus berlanjut. DKI Jakarta bahkan menargetkan awal tahun 2022 seluruh sekolah di Jakarta bisa dibuka kembali untuk proses belajar tatap muka.

"Kita targetkan awal tahun (2022) Januari seluruh sekolah di Jakarta bisa melaksanakan PTM (pembelajaran tatap muka)," kata Riza, Minggu (29/8/2021).

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/31/07301741/perjalanan-panjang-mengembalikan-belajar-tatap-muka-di-jakarta-di-tengah

Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke