Salin Artikel

Keluarga Korban Tewas Minta Negara Usut Tuntas Penyebab Kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga korban kebakaran Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Tangerang, Evi Nilasari (48), meminta negara agar mengusut tuntas penyebab dan kronologi musibah yang turut menewaskan anaknya, Petra Eka Suhendar (25).

Evi juga meminta tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk segera menuntaskan proses identifikasi korban kebakaran.

“Itu (negara) harus diusut juga itu kebakarannya. Ada apaan ya kok bisa itu (kebakar)? Harus pengin cari tahu, gitu. Kok cuma C2 saja, yang lain enggak (kebakar)?” ujar Evi saat ditemui seusai pemakaman Petra di Taman Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo II, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Selasa (14/9/2021) siang.

Evi masih belum mendapatkan kejelasan terkait terkuncinya kamar sel di Blok C2. Di sisi lain, ia mendapatkan informasi terkait adanya kamar sel yang terbuka saat terbakar.

“Terus denger-denger ada yang bayar juga (kamar penjara). Coba deh pihak Lapas Kelas 1 Tangerang tunjukkan keadilan buat saya, anak saya,” tambah Evi.

Evi juga meminta tim DVI Rumah Sakit Polri agar memberikan kepastian terkait proses identifikasi korban kebakaran lapas lainnya. Ia merasa iba dengan keluarga-keluarga korban lainnya yang belum mendapatkan hasil identifikasi jenazah korban kebakaran.

“Mereka pasti nunggu-nunggu juga. Kasihan juga dari tanggal 8 September. Coba dong ayo buru-buru. Kan seperti bukan kecelakaan yang pesawat yang besar. Ini kan korbannya cuma 40 sekian. Kok cuma segitu lama banget,” tambah Evi.

“Mereka bilang katanya kerjanya 24 jam, tapi kok baru teridentifikasi sekian. Kasihan juga lah. Saya kan juga korban salah satunya. Pasti mereka berduka sama hancurnya seperti saya. Itu aja sih pesennya terkait penyelidikan teridentifikasinya mayat-mayat korban ini,” tambah Evi.

Di sisi lain, Evi berterima kasih kepada tim DVI Rumah Sakit Polri terkait kinerja identifikasi jenazah Petra. Petra berhasil diidentifikasi lewat tes sampel darah pada Senin (13/9/2021) siang.

“Jadi saya berterima kasih tim DVI untuk memperbolehkan saya untuk mengetahui lebih dulu," ujar Evi.

Tim DVI Rumah Sakit Polri mengambil sampel darah dari ayah kandungnya. Kelurga juga telah memberikan sampel sidik jari dan foto tato Petra kepada tim DVI Rumah Sakit Polri.

Diketahui, penyelidikan penyebab kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang terus berjalan hingga saat ini.

Ada 7 orang yang diperiksa sebagai saksi terkait kebakaran Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang di gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Selasa (14/9/2021).

"Kita dijadwalkan hari ini ada tujuh orang yang diperiksa sebagai saksi (terkait kebakaran Lapas Tangerang)," ujar Yusri kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Selasa.

Yusri menjelaskan, ketujuh orang saksi itu, yakni Kalapas Tangerang, Victor Teguh Prihartono, kepala bidang administrasi, kepala kesatuan pengamanan lembaga pemasyarakatan (KPLP), kepala sub bagian hukum, kasi keamanan dan kasi perawatan.

"Ini lima yang masih kami tunggu. Masih ada waktu kami harapkan kehadiran kelima lagi karena jadwal tujuh orang (yang diperiksa)," ucap Yusri.

Yusri mengatakan, sebelumnya penyidik juga telah memeriksa 25 orang saksi pada pekan lalu.

Adapun pemeriksaan terhadap ketujuh orang sebagai saksi ini untuk mengetahui adanya unsur kelalaian terkait insiden tersebut.

"Sama terkait Pasal 187 dan 188 KUHP juncto 359 KUHP untuk lihat apakah ada kelalaian pada saat terjadinya kebakaran tersebut," kata Yusri.

Polisi juga membutuhkan keterangan ahli dalam menyelidiki penyebab  kebakaran Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang.

"Masih dalam pendalaman. Kami masih butuhkan keterangan lain dan saksi-saksi ahli," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, Selasa.

Yusri mengatakan, penyidik berencana melakukan gelar perkara kasus kebakaran setelah pemeriksaan saksi rampung.

Gelar perkara yang akan dilakukan juga untuk menetapkan tersangka dalam kasus kebakaran itu.

Hingga kini, Polda Metro Jaya masih bekerjasama dengan tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri dalam pemeriksaan barang bukti yang didapat dari Lapas Tangerang.

"Teman-teman Labfor masih bekerja di laboratoris kemudian teman-teman penyidik dari Krimum Polda Metro Jaya masih pendalaman bukti," ucap Yusri.

Sebelumnya, kebakaran hebat melanda Lapas Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Rabu (8/9/2021) dini hari.

Kebakaran itu menyebabkan 41 narapidana (napi) tewas di tempat, 8 napi luka berat, dan 72 orang lainnya luka ringan.

Namun, hingga Senin kemarin, total korban meninggal dunia menjadi 48 napi. Sebanyak enam napi meninggal saat mendapatkan perawatan di rumah sakit.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/09/14/17024411/keluarga-korban-tewas-minta-negara-usut-tuntas-penyebab-kebakaran-lapas

Terkini Lainnya

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke