Salin Artikel

Cerita Keluarga Korban Tewas Kebakaran Lapas Tangerang, Hopeless dan Sulit Cari Informasi Awal Kebakaran

Angeline adalah tante Petra Eka, napi yang menghuni Blok C2 Lapas Kelas 1 Tangerang yang dilanda kebakaran.

Sedari awal berita tersiar di media massa, keluarga Petra sudah kehilangan harapan.

Kebakaran minggu lalu menghanguskan bangunan beserta isinya. Sebanyak 41 orang tewas di lokasi kejadian, termasuk Petra.

"Memang dari awal kita sudah rasa hopeless karena ngelihat bangunan runtuh, dengar informasi kondisi pintu terkunci. Kita bayangin hal terburuk yang terjadi. Memang sudah hopeless, firasat memang enggak bisa bohong sih," kata Angeline saat ditemui di rumah duka.

Salah satu stasiun televisi menjadi rujukan awal keluarga Petra untuk mendapatkan informasi kebakaran.

Keluarga langsung mengetahui bahwa bagian yang terbakar merupakan Blok C2, tempat Petra ditahan.

Setengah jam sejak berita itu tersiar, posko darurat belum berdiri. Nomor call center pun belum tersedia.

Saat muncul, nomor call center untuk konfirmasi korban kebakaran pun sulit dihubungi. Angeline mengatakan, pihak keluarga berulang kali mencoba menghubungi nomor call center yang tersedia.

"Tapi sudah puluhan kali saya telepon, itu enggak pernah nyambung," kata Angeline.

Hampir satu jam, nomor yang tersedia tak pernah bisa tersambung. Angeline bahkan sampai mengganti ponsel untuk menghubungi nomor call center.

"Tetap saja nada sambungnya seperti mail box. Kalau kotak suara berarti enggak aktif kan. Kalau banyak yang nelepon, dalam antrean, berarti sibuk dong nadanya," ujar Angeline.

Tanpa berpikir panjang, Angeline dan orangtua Petra langsung bergegas pergi ke Lapas Kelas 1 Tangerang. Pihak keluarga tak menunggu berita.

"Sampai di sana yang kita cari, kan memang sudah lihat di stasiun TV ada posko untuk keluarga korban. Jadi kita cari posko keluarga korban, tanya-tanya," tambah Angeline.

Ayah Petra, Suhendar, kemudian masuk ke dalam antrean. Suhendar seketika menangis begitu bertemu dengan salah satu petugas.

Keluarga Petra yang berada di posko lekas curiga. "Something wrong ini," ujar Angeline.

"Terus saya nanya jangan nangis, ini kenapa nangis? Petra, kan biasa dipanggil kecilnya Etus. Etus sudah enggak ada. Tahu dari mana? Petugas itu yang kasih tahu. Dasarnya apa? Dia (Suhendar) ngomong, (dasarnya) dia petugasnya," kata Angeline.

Angeline pun merasa tak puas. Ia kemudian menghampiri loket posko korban kebakaran.

Angeline mencoba mencari petugas yang memegang data korban kebakaran. Namun, petugas tak bisa memperlihatkan secarik kertas yang berisi data korban kebakaran lantaran bersifat rahasia.

Angeline sempat naik pitam. Ia meminta petugas itu untuk membacakan data korban kebakaran.

"Ada enggak di kertas yang bapak punya atas nama Petra Eka alias Etus bin Suhendar. Terus dia kebet (buka halaman satu per satu), adalah namanya di urutan nomor 20. Baru kita tahu kalau dia sudah enggak ada," tutur Angeline.

Angeline kemudian berterima kasih. Pihak keluarga akhirnya tahu bahwa Petra telah tewas akibat kebakaran.

"Enggak ada sama sekali (informasi korban kebakaran). Kita nonton berita saja," kata Angeline.

Meskipun begitu, pihak keluarga tak menyalahkan pihak lapas terkait koordinasi yang buruk pada awal pasca-kejadian kebakaran. Ia paham bila situasi darurat ini merupakan hal yang baru bagi Lapas Kelas 1 Tangerang.

"Cuma kita memang kesulitan baik dalam menghubungi dari awal," ujar Angeline.

Respons pun sempat ia keluhkan. Pertanyaan selain verifikasi dokumen pun tak digubris.

"Yang paling sakit hati ketika sudah dibaca, tapi tidak ada feedback. Sampai harus ya, ya kita resah ya, kita coba aja kita kejar. Wong kita butuh juga, jadi kita kejar ke rumah sakit lagi," tambah Angeline.

Dalam perjalanannya, seluruh korban tewas dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk proses identifikasi. Keluarga Petra pun mencari tahu informasi ke rumah sakit dan berkomunikasi dengan pihak RS Polri lewat telepon genggam.

Pada Senin (13/9/2021) siang, kabar baik pun tiba. Petra berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri.

Kabar tersebut disampaikan pihak RS Polri kepada ibu Petra, Evi Nilasari (48). Petra berhasil diidentifikasi lewat tes pencocokan sampel darah antara Petra dan ayahnya.

Pada Selasa (14/9/2021), Petra dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo II, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Keluarga mengenang Petra sebagai sosok yang baik, penuh kasih sayang, peduli terhadap sesama, pemaaf, dan dikenal juga sebagai anak yang jahil.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/09/16/09362451/cerita-keluarga-korban-tewas-kebakaran-lapas-tangerang-hopeless-dan-sulit

Terkini Lainnya

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Pigura, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Pigura, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Alasan Warga Masih 'Numpang' KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Alasan Warga Masih "Numpang" KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Megapolitan
Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Megapolitan
NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

Megapolitan
Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke