JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melonggarkan berbagai aturan terkait mobilitas warga. Sejumlah tempat dan fasilitas yang tadinya ditutup demi menekan penyebaran Covid-19 kini telah dibuka kembali.
Di antara fasilitas tersebut adalah area rekreasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta Timur dan Taman Impian Jaya Ancol di Jakarta Utara.
Selain itu, pusat perbelanjaan dan bioskop juga diizinkan untuk beroperasi kembali.
Hanya saja, jumlah pengunjung di berbagai area rekreasi dan pusat hiburan tersebut dibatasi, dengan harapan masyarakat tetap bisa menjaga jarak aman satu sama lain untuk menghindari penularan Covid-19.
Lantas bagaimana sebenarnya situasi Covid-19 terkini di Ibu Kota Jakarta? Apakah situasi benar-benar sudah aman?
Situs corona.jakarta.go.id memperlihatkan adanya penurunan kasus Covid-19 yang signifikan di Jakarta.
Saat ini, tercatat 3.114 kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota, yang mana merupakan angka kasus aktif terendah sejak gelombang Covid-19 kedua menerpa Indonesia, khususnya Jakarta, di bulan Juni hingga Agustus 2021.
Di puncak gelombang kedua, terdapat kasus aktif Covid-19 sebanyak 113.138 pada 16 Juli 2021. Gelombang kedua yang terjadi pasca libur Lebaran ini diperparah oleh munculnya virus Corona varian Delta dari India.
Gelombang pertama sendiri terjadi pada periode Januari hingga Februari 2021, pasca libur Natal dan Tahun Baru.
Di puncak gelombang pertama, kasus aktif tercatat sebanyak 26.029 kasus pada 5 Februari 2021.
Situasi Covid-19 di Jakarta belum aman
Data teranyar memperlihatkan bahwa terdapat 3.114 kasus aktif Covid-19 di Jakarta. Kasus aktif berarti pasien Covid-19 yang masih dirawat di rumah sakit atau menjalani isolasi mandiri.
Dengan adanya kasus aktif ini bisa dikatakan bahwa situasi Covid-19 di Jakarta belum aman.
Apalagi dengan adanya berbagai pelonggaran aktivitas publik, ini berpotensi menimbulkan pandemi gelombang ketiga di Jakarta.
Hal ini disampaikan oleh epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman.
Dicky mengatakan, periode kritis penularan virus Corona varian Delta bahkan belum selesai. Menurut Dicky, masa kritis penularan varian Delta setidaknya berlangsung sampai akhir September ini.
“Kita harus fahami bahwa dalam situasi pandemi ini semuanya sangat dinamis, bahkan bisa muncul varian baru yang lebih hebat dari Delta. Saat ini pun masa krisis akibat Delta belum selesai, masa krisis setidaknya sampai akhir September,” ujarnya kepada Kompas.com.
Menurut Dicky, pelonggaran harus disikapi dengan bijak agar tidak terjadi penularan Covid-19 yang masif akibat meningkatnya aktivitas warga di ruang publik.
“Adanya pelonggaran itu bukan berarti aman. Pelonggaran didominasi faktor ekonomi, itu yang harus disadari publik dan juga pemerintah,” imbuhnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/09/17/19003771/berbagai-aturan-dilonggarkan-seperti-apa-situasi-covid-19-terkini-di