Salin Artikel

Ketika Sungai Cisadane Diduga Tercemar Limbah yang Bikin Airnya Bercampur Warna Merah...

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sungai Cisadane diduga tercemar limbah yang dibuang oleh pabrik pengolahan sampah plastik di kawasan Kavling Serpong, Tangerang Selatan.

Air sungai yang berwarna kecoklatan pun sempat bercampur dengan cairan berwarna merah pekat pada Sabtu (2/10/2021). Kejadian itu direkam oleh warga dan videonya viral di media sosial.

Saat itu, warga yang berada di lokasi menyaksikan cairan itu keluar dari pipa di pinggir sungai dan mencium bau tidak sedap cukup menyengat.

Aparat pemerintah dan kepolisian pun langsung melakukan penyelidikan, setelah kejadian itu viral dan menjadi perbincangan hangat di jagat maya.

Dari pabrik di tepi sungai

Kompas.com mendatangi lokasi pembuangan cairan limbah berwarna merah ke Sungai Cisadane itu pada Senin (4/10/2021) siang.

Lokasinya berada di kolong perlintasan kereta api Serpong-Rangkas Bitung, tak jauh dari rumah pompa air bersih perusahaan daerah air minum (PDAM) Tangerang Selatan.

Salah seorang warga berinisial G mengatakan, sumber cairan berwarna merah yang dibuang ke Sungai Cisadane itu berasal dari sebuah pabrik pengolahan sampah plastik.

"Di sini pabrik tahu sama ini aja, pabrik plastik daur ulang. Mungkin dari situ. Ikan juga pada jauh, enggak mabuk sih, cuma menjauh. Biasanya pada ngumpul di situ," ujar seorang warga setempat berinisial G saat ditemui di lokasi, Senin.

Pabrik pengolahan sampah yang disebut G berdiri tepat di tepi Sungai Cisadane. Dari tempat itu, membentang pipa paralon hingga ke sisi aliran Sungai Cisadane.

Pipa dengan diameter kurang lebih 4 inci itu diduga sebagai saluran pembuangan limbah hasil aktivitas di tempat pengolahan tersebut.

Ujung paralon yang menjorok ke Sungai Cisadane itu tak begitu mudah ditemukan Lokasinya berada tepat di samping sebuah bedeng kayu yang biasa menjadi tempat berkumpul para pemancing ikan.

"Ya memang dialirkan, dibuang lewat situ. Kemarin itu merahnya memang parah. Tumben itu begitu. Biasanya dikit merahnya," kata G.

Rutin buang limbah

Pada Senin siang, tak terlihat ada aktivitas pengolahan sampah di lokasi pabrik maupun limbah yang dialirkan ke Sungai Cisadane melalui pipa itu.

Air Sungai Cisadane yang sebelumnya bercampur cairan berwarna merah, kini sudah kembali berwarna cokelat.

Menurut G, pabrik pengolahan sampah plastik itu belum beroperasi kembali setelah ramai diperbincangkan sejak Sabtu lalu.

"Semenjak yang itu kemarin ramai, sudah itu enggak bunyi-bunyi lagi mesin pabrik. Enggak ada aktivitas," kata G.

Meski begitu, G bercerita bahwa aktivitas pembuangan cairan limbah berwarna dan berbau tidak sedap ke Sungai Cisadane sudah berlangsung sejak lama.

Hanya saja, cukup banyak warga tak begitu peduli karena menganggap pembuangan cairan itu suatu hal yang biasa dilihat di lokasi.

"Anak-anak sebenarnya sudah biasa (lihat). Rutin dia buang, beda-beda buangnya. Kadang warna coklat, warna warni. Kadang berbusa," ungkap G.

Bedanya, kata G, cairan limbah yang dibuang pada Sabtu lalu berwarna lebih pekat bahkan mengeluarkan bau tidak sedap.

"Sebenarnya biasa, cuma kemarin parah banget. Sampai bau. Bau obat kan, dia juga mungkin pakai kimia. Namanya juga daur ulang plastik," kata G.

Pemkot dan polisi lakukan investigasi

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangerang Selatan Toto Sudarto mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim untuk menginvestigasi dugaan pencemaran limbah tersebut.

"Petugas gabungan sudah di lapangan, mengecek langsung kebenarannya seperti apa," ujar Toto, Senin.

Menegaskan Toto, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Tangerang Selatan, Budi mengatakan pihaknya sudah melakukan investigasi dengan mendatangi lokasi pada Minggu (3/10/2021).

Dari lokasi, petugas mengambil sampel air sungai dan cairan berwarna merah yang mengalir dari tempat pengolahan sampah tersebut ke Sungai Cisadane.

"Tim dari DLH sudah ambil sample baik di air sungai maupun zat pewarna yang dibuang untuk dianalisa di laboratorium," kata Budi.

Menyusul langkah DLH, aparat Polres Tangerang Selatan juga turut melakukan penyelidikan dugaan pencemaran lingkungan tersebut.

Kasatreskrim Polres Tangerang Selatan AKP Angga Surya Saputra mengatakan, pihaknya sudah meminta keterangan pengolah sampah plastik dan sejumlah warga di sekitar lokasi terkait dugaan pencemaran sungai yang videonya viral di media sosial.

"Kami sedang melakukan penyelidikan beberapa orang akan kami mintai keterangan dalam rangka klarifikasi penyelidikan," ujar Angga kepada wartawan, Senin (4/10/2021).

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, kata Angga, pengolah sampah mengaku bahwa cairan berwarna merah itu bukan berasal dari penggunaan zat kimia.

Pihak pengolahan itu menyebutkan, cairan itu berasal dari proses pencucian sampah plastik yang didapatkan dari para pengepul.

"Warna merah berasal dari sampah yang diambil dari luar pengepul. Jadi, bukan mereka menyiapkan adonan atau bahan kimia yang menyebabkan warna merah," kata Angga.

"Tetapi, berasal dari sumber sampah, tapi kami akan lakukan penyelidikan itu dulu ya," sambungnya.

Kendati demikian, penyidik tak langsung percaya dengan pernyataan pihak pengelola. Mereka mengambil sampel air sungai, sampah plastik yang dicuci, dan cairan berwarna merah untuk diperiksa di laboratorium.

"Kami akan bawa ke laboratorium. Nanti penyidikan hasilnya akan kita sampaikan lebih lanjut," pungkasnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/10/05/07115701/ketika-sungai-cisadane-diduga-tercemar-limbah-yang-bikin-airnya-bercampur

Terkini Lainnya

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke