DEPOK, KOMPAS.com - I, tersangka pembunuhan anggota TNI AD, Sertu Lopo, di Depok pada 2 pekan lalu, sempat menangis saat menjalani reka ulang di Polres Metro Depok pada Jumat (8/10/2021).
Dengan tangan terborgol, ia memegangi matanya sambil menunduk di pojok ruangan. Sesekali ia mengusap-usap hidungnya dan membetulkan letak masker.
Ia mungkin mengingat-ingat tindakan kejinya ketika ia mengusap-usap pisau mainan yang dipakai untuk adegan reka ulang pembunuhannya terhadap Sertu Lopo.
Kuasa hukum tersangka, Herman Dion, menyebut bahwa I tidak berencana membunuh atau melukai siapa pun. Pisau yang dibawanya hanya untuk berjaga-jaga.
"Kejadian ini (terbunuhnya Sertu Lopo) di luar dugaan dia, dia tidak ada niat untuk membunuh apalagi melukai seseorang, dia posisinya terjepit lantas emosional," kata Herman kepada wartawan selepas rekonstruksi, Jumat siang.
"Maka di dalam dakwaannya, ini Pasal 338 dan 351 (KUHP) ayat 3. Tidak ada unsur perencanaan atau Pasal 340 yang disangkakan kepada tersangka," imbuhnya.
Pembunuhan ini berawal dari pertikaian 2 orang di kawasan Patoembak, Cimanggis, Depok. Satu berinisial M, satu lagi berinisial A.
I didatangkan dari Jakarta Selatan oleh M. Keduanya berkerabat.
I datang ketika M dan A masih adu mulut. I sempat menusuk paha A dengan pisau lipat, sebelum secara spontan menusuk dada Sertu Lopo yang tak dikenalnya.
Padahal, Sertu Lopo yang bertugas di satuan Menzikon Pusat Zeni TNI AD didatangkan untuk menengahi keributan. Kabarnya, ia ditokohkan di komunitas ini.
"Iya dia memang bawa pisau, tapi itu tidak digunakan untuk melakukan itu (pembunuhan). Hanya dibawa dan terjadi konflik, hingga dia melakukan itu," ujar Kasatreskrim Polres Metro Depok AKBP Yogen Heroes Baruno, Jumat.
"Tersangka spontan melakukan itu karena tidak mengetahui korban anggota TNI," ujarnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/10/08/13203031/pembunuh-anggota-tni-di-depok-menangis-saat-rekonstruksi-ini-kata