Gilbert mengatakan, isu pulau reklamasi santer terdengar sebagai isu perusakan lingkungan, sedangkan penyelenggaraan Formula E digembar-gemborkan sebagai ajang balap yang ramah lingkungan.
"Ini terasa mengganggu, sebenarnya Formula E ini pro lingkungan atau tidak?" kata Gilbert dalam pesan singkat, Minggu (10/10/2021).
Gilbert menjelaskan, penelitian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengeluarkan riset dampak lingkungan pulau reklamasi. Disebutkan, kata Gilbert, kawasan reklamasi menjadi salah satu yang terdampak karena kenaikan permukaan air laut.
"Penurunan permukaan tanah dengan pulau reklamasi ikut menjadi salah satu yang sangat terdampak karena struktur tanahnya," kata dia.
Politikus PDI-P ini juga mempertanyakan niatan Pemprov DKI Jakarta yang menyebut ajang Formula E sebagai ajang untuk meningkatkan pariwisata DKI Jakarta.
Pasalnya, hingga saat ini, tidak ada kajian yang menyebutkan secara spesifik keuntungan apa yang akan diperoleh masyarakat Jakarta secara langsung.
"Uang rakyat sudah keluar Rp 560 miliar akan diperoleh rakyat dalam bentuk apa? Hingga saat ini, Gubernur tidak pernah menjelaskan Formula E ini dengan terbuka dan transparan," kata dia.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta melalui BUMD PT Jakarta Propertindo memastikan kawasan Monumen Nasional (Monas) batal dijadikan sebagai sirkuit Formula E lantaran terkendala izin pemerintah pusat.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, ada lima opsi lokasi pengganti yang dikeluarkan oleh PT Jakpro, dua di antaranya adalah kawasan Senayan dan Pulau Reklamasi.
"Macam-macam (opsi), di antaranya di Senayan, di Pantai Maju Bersama, dan lain-lain," kata Riza pada Rabu lalu.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/10/11/06325201/pulau-reklamasi-jadi-opsi-lokasi-sirkuit-formula-e-anies-dinilai-tak