Salin Artikel

Mengenal Bunga Bangkai yang Tumbuh di Pekarangan Warga Cipete Selatan: Bukan Tanaman Langka

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, dihebohkan dengan penemuan bunga bangkai di pekarangan Nova (34) yang terletak di Jalan Bunga Rampai Rt 011 RW 03.

Mereka yang penasaran dengan penemuan tersebut mendatangi rumah Nova untuk melihat langsung fenomena langka ini. Banyak dari mereka memotret bunga tersebut.

“Tadi Pak RT sama polisi juga datang. Polisi foto-foto juga,” ujar Nova saat ditemui di rumahnya, Senin (11/10/2021) malam.

Pantauan Kompas.com hingga sekitar pukul 20.00 WIB, warga masih berdatangan untuk melihat bunga tersebut.

Sebelumnya, Nova mengetahui keberadaan bunga tersebut karena mencium bau menyengat seperti bangkai.

Bau itu sudah ada sejak empat hari sebelumnya, namun makin intens pada Minggu (10/10/2021).

“Saya cari bau bangkainya. Saya kira itu bau bangkai tikus. Ternyata bunga bangkai,” ujar Nova.

Ia mencari sumber bau bangkai tersebut di bawah timbunan genteng yang ada di pojok pekarangan rumahnya.

Ternyata setelah tumpukan tersebut dibongkar, tampak bunga bangkai sedang mekar.

Bunga itu memiliki tinggi sekitar 40 sentimeter dan lebar 15 sentimeter.

Nova mengaku dirinya sempat menanam suweg beberapa tahun lalu setelah menerima bibit pemberian kerabatnya.

Bukan bunga langka

Menurut peneliti di Kebun Raya Bogor, suweg (Amorphophallus paeoniifolius) bukan bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum) yang langka. Meski begitu, suweg masih berkerabat dengan bunga bangkai raksasa itu.

Catatan BBC.com, suweg sering ditemukan di lahan milik warga, dan ini bukanlah fenomena luar biasa.

"(A. paeoniifolius) umum di Indonesia, terutama di Pulau Jawa," ujar Peneliti di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Rosniati Apriani Risna. Sementara, kerabatnya A. titanium adalah tumbuhan endemik Sumatera.

Suweg atau A. paeoniifolius memiliki tongkol (apendix) yang menjulang ke atas, dan seludang atau mahkota bunga yang berbentuk seperti lonceng.

Peneliti lainnya di Kebun Raya Bogor Yuzammi, menjelaskan, suweg bisa berakhir di tengah-tengah permukiman karena disebarkan oleh hewan.

Ia menjelaskan bahwa A. paeoniifolius berbunga di sepanjang tahun. Perlu dua tanaman yang berbunga di saat bersamaan untuk terjadi penyerbukan.

"Kalau sudah terjadi penyerbukan, terbentuk buah, buahnya dimakan oleh binatang dan (bijinya) bisa tercecer di mana saja dari kotoran binatang itu," ujarnya.

Sementara bunga bangkai raksasa A. titanum berbunga setiap tiga sampai lima tahun sekali sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan. Ini yang menjadikannya tanaman langka. Bunga bangkai jenis ini bisa tumbuh setinggi empat meter dengan diameter 1,5 meter.

(Kompas.com: Wahyu Adityo Prodjo/ BBC.com: Pijar Anugerah)

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/10/12/16324781/mengenal-bunga-bangkai-yang-tumbuh-di-pekarangan-warga-cipete-selatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke