Salin Artikel

Saat Cairan Limbah Pabrik Pengolahan Sampah Plastik di Sungai Cisadane Disebut Tak Berbahaya

Hal itu diketahui setelah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangerang Selatan (Tangsel) melakukan penyelidikan dengan mengambil sampel air hingga cairan limbah untuk diuji di laboratorium.

Di sisi lain warga setempat menyatakan, mereka kerap melihat cairan limbah yang dibuang pabrik pengolah sampah itu berganti-ganti warna, berbusa, hingga mengeluarkan bau tidak sedap. Pabrik itu disebut rutin membuang cairan limbah berwarna dan berbau tidak sedap ke Sungai Cisadane.

"Anak-anak sebenarnya sudah biasa (lihat). Rutin dia buang, beda-beda buangnya. Kadang warna coklat, warna-warni. Kadang berbusa," kata seorang warga setempat berinisial G pada 4 Okotber ini.

Menurut G, cairan limbah dibuang dengan mengalirkannya dari lokasi pabrik lewat pipa paralon ke sungai.

"Sebenarnya biasa, cuma kemarin parah banget. Sampai bau. Bau obat kan, dia juga mungkin pakai kimia. Namanya juga daur ulang plastik," ujar G.

Hasil laboratorium

DLH Tangerang Selatan kemudian melakukan penyelidikan terkait dugaan pencemaran oleh aktivitas pembuangan cairan limbah itu.

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Tangerang Selatan, Budi mengatakan, pihaknya sudah mengambil sampel air dan cairan limbah di Sungai Cisadane. Sampel tersebut dibawa ke laboratorium untuk memastikan apakah cairan tersebut mengandung zat yang dapat mencemari air di sungai.

"Pengambilan sampel dilakukan oleh UPTD Laboratorium DLH Kota Tangerang Selatan pada tanggal 3 Oktober 2021, dan Laboratorium Lingkungan Independen PT Kehatilab Indonesia pada tanggal 4 Oktober 2021," ujar Budi kepada Kompas.com, Kamis (14/10/2021).

Menurut Budi, dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa cairan berwarna merah yang dibuang pabrik pengolahan sampah plastik itu tak berdampak signifikan atau tidak berbahaya terhadap air di Sungai Cisadane. Pembuangan cairan limbah itu disebut hanya dilakukan sesaat oleh pabrik pengolahan sampah plastik tersebut.

"Dapat disimpulkan bahwa pembuangan pewarna sesaat, tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap air Sungai Cisadane di lokasi kegiatan," kata dia.

Pengawasan diperketat

Meski tidak membahayakan, Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Pilar Saga Ichsan mengatakan, pembuangan limbah secara sembarangan dalam bentuk apapun tidak dapat dibenarkan.

"Walaupun pada akhirnya tidak berbahaya kan tetap saja itu menyalahi. Apalagi kan membuang limbah apapun kan karena harus dikelola melalui IPAL (instalasi pengolahan air limbah) dan harus ada izinnya," ujar Pilar, Kamis.

Untuk itu, Pilar menegaskan, pihaknya akan memperketat pengawasan aktivitas pabrik atau industri rumahan yang berada di sekitar Sungai Cisadane.

Pemerintah Kota Tangerang Selatan juga akan membahas langkah-langkah strategis untuk mengosongkan sempadan Sungai Cisadane. Saat ini banyak berdiri bangunan di bantaran sungai itu.

"Ya Pak Wali Kota pastilah bakal bersurat dengan pihak yang terkait untuk bagaimana menggeser lokasinya," kata Pilar.

"Mudah-mudahan nanti ada langkah-langkah strategis untuk menggeser lokasi industri-industri, baik itu home industry ataupun industri berat dari pinggiran sungai," ujar dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/10/15/07104951/saat-cairan-limbah-pabrik-pengolahan-sampah-plastik-di-sungai-cisadane

Terkini Lainnya

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke