TANGERANG, KOMPAS.com - Mahasiswa menggelar aksi demo di Mapolres Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Jumat (15/10/2021) sore.
Demo tersebut menyusul peristiwa dibantingnya mahasiswa UIN Maulana Hasanudin berinisial FA oleh Brigadir Polisi berinisial NP di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Rabu (13/10/2021).
Seorang massa aksi, BR, mengungkapkan bahwa setidaknya ada tiga hal yang mereka tuntut.
Tuntutan pertama, mahasiswa menuntut agar Kapolres Kota Tangerang Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro dicopot dari jabatannya. Kemudian, tuntutan kedua adalah pemecatan NP.
"Kita minta Kapolres Kota Tangerang (Wahyu Sri Bintoro) dicopot dari jabatannya saat ini dan pemecatan kepada Brigadir NP," papar BR pada awak media, Jumat.
Tuntutan terakhir, tegas dia, polisi agar tidak menggunakan kekerasan alias aksi represif saat menangani mahasiswa yang menggelar demo.
"Kita minta agar pihak kepolisian tidak bertindak represif lagi kepada massa aksi unjuk rasa yang melakukan aksi dengan damai," tutur BR.
Korban jalani pemeriksaan kesehatan ke-4
FA menjalani pemeriksaan kesehatan keempat di RS Ciputra, Jakarta, pada Jumat sore.
RF, rekan korban, menyatakan bahwa FA menjalani pemeriksaan pertama dan kedua di RS Harapan Mulya di Tigaraksa.
Pemeriksaan ketiga lantas dilaksanakan di RS Ciputra, Panongan, Kabupaten Tangerang, pada Kamis kemarin malam.
Kemudian, FA diangkut untuk menjalani pemeriksaan keempat di RS Ciputra pada Jumat sekitar pukul 15.00 WIB.
"FA dibawa ke RS Ciputra untuk melaksanakan tes MRI (magnetic resonance imaging). Karena RS yang sebelumnya enggak lengkap, (di) Jakarta ada," urai RF.
Menurut dia, FA diangkut ke RS Ciputra Jakarta menggunakan ambulans.
Korban, di RS Ciputra Jakarta, hanya menjalani tes MRI dan langsung kembali saat sudah melakukan tes pemeriksaan organ tubuh tersebut.
"Enggak (rawat inap), dia (FA) MRI saja. Nanti langsung pulang, balik lagi," kata RF.
RF mengungkapkan, FA dibawa ke RS Ciputra Jakarta ditemani oleh ibunya.
Hanya satu orang yang mendampingi korban di RS tersebut.
Tidak ada anggota kepolisian atau pegawai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang yang mendampingi FA di Ciputra Jakarta.
Kronologi
Pada Rabu pagi, FA yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kabupaten Tangerang tengah menggelar aksi demo saat hari ulang tahun (HUT) ke-389 Kabupaten Tangerang di Tigaraksa.
Saat demo berujung ricuh, FA dibanting oleh Brigadir NP. Peristiwa pembantingan itu terekam dalam sebuah video singkat.
Dalam video terlihat FA dipiting lehernya lalu digiring oleh NP.
Setelah itu, NP membanting korban ke trotoar hingga terdengar suara benturan yang cukup keras.
Kemudian, seorang polisi yang mengenakan baju berwarna cokelat menendang korban.
Setelah dibanting dan ditendang, FA kejang-kejang. Sejumlah aparat kepolisian kemudian berusaha membantu korban.
Belakangan, Brigadir NP meminta maaf atas perlakuannya terhadap FA.
NP juga mengaku siap bertanggung jawab atas perbuatannya. Polisi itu juga meminta maaf kepada keluarga korban.
Sementara FA menerima permintaan maaf NP. Namun, FA menegaskan, dia tak akan melupakan kejadian tersebut.
Dia berharap polisi menindak NP atas perilaku represifnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/10/15/19372451/polisi-banting-pedemo-mahasiswa-tuntut-kapolres-kota-tangerang-dicopot