TANGERANG, KOMPAS.com - Sebuah rumah di Jalan Satu Maret, RT 001/RW 003, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, ambruk pada Sabtu (23/10/2021) malam.
Korban tewas akibat rumah yang ambruk itu adalah seorang perempuan bernama Ita (40) dan putranya, Ardiansyah yang berusia 16 bulan.
Berikut merupakan rangkuman fakta berkait ambruknya rumah Ita
Kronologi
Dwi Cahyo, saksi mata, menyebut bahwa rumah tersebut ambruk sekitar pukul 21.30 WIB.
Mulanya, Dwi mendengar suara keras yang dikira adalah kilatan petir. Ternyata, suara keras yang dia dengar muncul dari rumah yang berada tepat di sebelah kanan kediaman Dwi.
Suara yang dikira kilatan petir adalah rumah Ita yang sudah ambruk.
Dwi lantas memberitahukan ambruknya rumah itu ke warga setempat. Mulanya, dia tidak mengetahui bahwa Ita dan Ardiansyah berada di dalam rumah tersebut.
Namun, setelah melihat motor milik korban berada di depan rumah tersebut, dia yakin bahwa Ita dan Ardiansyah berada di rumahnya.
Kemudian, anak Ita yang paling tua bernama Andriawan (19) datang ke lokasi dan menyebut bahwa ibunya dan adiknya masih berada di dalam rumah.
Petugas pemadam kebakaran lantas mengevakuasi Ita dan Ardiansyah satu persatu.
Usai dievakuasi dari lokasi kejadian, keduanya diangkut ke RSUD Kalideres, Jakarta Barat.
Pada Minggu pagi, lanjutnya, Ita dan Ardiansyah dibawa ke tempat pemakaman di Jalan Madrasah, Ciomas, Kabupaten Bogor.
Ita tewas di tempat
Sebelum dinyatakan meninggal dunia dan sesudah dievakuasi, jenazah Ita sempat dibawa dan diletakkan di halaman depan rumah warga yang berada sekitar 10 meter dari tempat kejadian perkara (TKP).
Di halaman depan rumah warga, petugas pemadam kebakaran sempat memompa jantung Ita secara manual. Ita juga sempat diberikan oksigen.
Dwi mengaku sempat melihat darah yang keluar dari lubang hidung Ita saat tubuhnya diletakkan di halaman depan rumah warga.
Saat petugas damkar memompa jantung korban, denyutnya memang sudah tidak lagi ada.
Namun, untuk memastikan korban meninggal dunia atau tidak, seorang dokter dari klinik terdekat kembali mengecek denyut nadi Ita.
Sementara itu, Ardiansyah masih sempat bernapas saat dievakuasi.
Kata Dwi, Ardiansyah dievakuasi terlebih dahulu sebelum petugas pemadam kebakaran mengevakuasi Ita.
Pasalnya, petugas merasa lebih mudah untuk mengevakuasi Ardiansyah dari pada Ita.
Oleh petugas damkar, Ardiansyah langsung dilarikan ke RS Kalideres menggunakan sebuah sepeda motor.
Sesampainya di RS, warga sekitar langsung mendapat kabar bahwa Ardiansyah meninggal.
Anak korban pasrah
Andriawan mengaku ikhlas atas kejadian yang menewaskan ibu dan adiknya.
"Sudah waktunya. Sudah mau bagaimana lagi ya, kan. Ikhlas. Saya cuma bisa pasrah aja, yang ikhlas," ungkapnya.
Dia juga mengaku, ibunya sempat berpesan untuk menjaga dirinya sendiri. Pesan itu disampaikan pada Sabtu pagi.
Kepada Andriawan, ibunya juga berpesan untuk dibawa ke kampung halamannya jika terjadi apa-apa kepada dirinya.
Andriawan mengaku, dia sedang bekerja saat rumahnya ambruk.
Setelah rumah tersebut ambruk, ada yang menelpon Andriawan dan memberitahukan peristiwa yang terjadi.
Dia langsung ke rumahnya usai diberitahu hal tersebut.
Saat tiba di rumahnya, Andriawan langsung mencari tubuh ibu dan adiknya di lantai dua.
Namun ternyata tubuh ibu dan adiknya berada di lantai satu.
Petugas pemadam kebakaran yang sudah berada di TKP lantas mengevakuasi Ita dan Ardiansyah satu per satu.
Rumah Ita bakal dirobohkan
Wali Kota Jakarta Barat Yani Wahyu Purwoko mengatakan rumah Ita akan dirobohkan setelah polisi melakukan olah TKP.
Usai kepolisian melakukan olah TKP, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat bakal berkoordinasi dengan polisi untuk pengamanan di sekitar rumah Ita.
Yani mengungkapakan, rumah itu bakal dirobohkan seluruhnya lantaran dikhatirkan rumah Ita bakal ambruk lagi dan membahayakan rumah di sekitar lokasi.
"(Perobohan) Supaya tidak terjadi sesuatu terhadap rumah di kanan, kiri, depan, belakang," ujarnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/10/25/09001131/tragedi-rumah-ambruk-di-kalideres-remaja-cari-jasad-ibu-dan-adiknya-yang