Jakpreneur adalah program untuk mencetak wirausaha baru yang dulu dikenal dengan nama OK OCE (One Kecamatan One for Center Entrepreneurship).
OK OCE merupakan salah satu janji politik Anies dan Sandiaga Uni pada masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017.
Saat itu, Anies-Sandi menargetkan 200.000 wirausaha baru dalam waktu lima tahun masa kepemimpinannya.
Lantas, apakah benar program Jakpreneur telah melampaui target?
Target Berubah-ubah
Program Jakpreneur awalnya menuai kritik dari anggota DPRD DKI Jakarta. Ketua Fraksi PDI-Perjuangan Gembong Warsono mengatakan, program Jakpreneur menjanjikan akan mencetak 361.518 wirausaha baru.
Jumlah tersebut meningkat dibanding jumlah yang dijanjikan saat kampanye Pilkada DKI.
Namun, target dalam perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022 target kembali diubah menjadi 278.971.
Sementara itu, Anies menyebut anggota Jakpreneur telah melampaui target yakni mencapai 287.000 anggota dari 44 kecamatan di seluruh DKI Jakarta. Artinya, anggota Jakpreneur telah melampaui target janji kampanye, namun belum mencapai target dalam RPJMD.
"Targetnya adalah bisa menumbuhkan 200.000 entrepreneur baru di tahun 2022. Ini targetnya, dan Alhamdulillah target itu tidak tercapai, tapi terlampaui," kata Anies dalam acara Malam Apresiasi Jakpreneur Fest 2021 di Museum Bank Mandiri, Jakarta, Minggu (24/10/2021).
Dari jumlah anggota itu, Anies menjelaskan baru 176.000 anggota yang resmi dilantik mengikuti program Jakpreneur. Nantinya, mereka akan mendapatkan pelatihan dan akses pemodalan.
"176.000 yang sudah dilantik dan 155.000 yang kini didampingi oleh program Jakpreneur," ujar Anies.
Minim Akses Permodalan
Di sisi lain, Gembong juga menyoroti realisasi pencapaian UMKM yang bisa mendapat akses permodalan hanya 1.064 dari target yang dijanjikan Anies.
"Hanya sebanyak 0,3 persen saja (yang terealisasi), namun dalam RPJMD perubahan targetnya turun menjadi 278.971 wirausaha baru. Data di atas dapat kami simpulkan bahwa tanpa adanya pandemi pun program ini akan sulit mencapai target yang sudah dicanangkan," kata Gembong, 2 Agustus 2021.
Anies kembali membantah minimnya akses permodalan untuk anggota Jakpreneur.
Dari 287.000 anggota Jakpreneur, baru 147.759 anggota yang diterbitkan izin untuk mengakses permodalan.
Menurut Anies, tidak semua anggota mendapatkan akses modal untuk UMKM karena disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan pelaku UMKM saja.
"Bahwa Jakpreneur ini bukan sebuah program yang template, yang artinya untuk semua UMKM diberikan materi yang sama, (tentu) tidak," ujar Anies.
Artinya, anggota Jakpreneur hanya diberi dukungan sesuai dengan kebutuhan saja.
Misalnya kebutuhan untuk belajar mengelola keuangan, kebutuhan untuk belajar strategi pemasaran dan juga kebutuhan untuk akses permodalan.
"Kita menilai apa yang menjadi kebutuhan kemudian ada kolaborator yang bisa membantu memberikan dukungan baik ide, gagasan, pasar maupun permodalan," ucap dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/10/25/09004861/mempertanyakan-nasib-program-ok-oce-di-tangan-anies-benarkah-sudah