Namun, ingatannya masih kuat ketika ditanya soal detik-detik kecelakaan maut antara dua bus Transjakarta pada Senin (25/1/2021).
Dadang adalah salah satu dari 31 korban luka akibat kecelakaan maut tersebut.
Sementara itu, dua orang dilaporkan tewas, salah satunya pengemudi bus Transjakarta.
Kecelakaan itu bermula saat satu bus Transjakarta yang sedang berhenti untuk menurunkan penumpang di Halte Cawang Ciliwung, secara tiba-tiba tertabrak satu bus Transjakarta lainnya dari arah belakang.
Dadang bercerita dirinya adalah penumpang bus Transjakarta yang menghantam satu bus Transjakarta lainnya.
Saat itu, dia berada di bangku belakang bus Transjakarta. Posisi kursi yang lebih tinggi dibanding kursi lainnya membuat Dadang melihat secara jelas detik-detik kecelakaan maut itu.
Menurut Dadang, bus awalnya melaju normal. Kejanggalan mulai muncul ketika bus hendak memasuki Halte Cawang Ciliwung.
Dadang yang duduk di kursi bagian belakang secara otomatis bisa melihat ada bus Transjakarta yang sedang menurunkan penumpang di Halte Cawang Ciliwung.
Namun, sopir bus tidak berupaya mengerem meski di hadapannya ada bus Transjakarta lain.
"Kok sudah 300 meter sebelum halte, tapi bus tidak ngerem juga. Tiba-tiba bus yang saya naiki menabrak, dari belakang itu saya terpental ke bagian depan bus," ujar Dadang dilansir Antara, Selasa (26/10/2021).
Dadang pun terjatuh dari kursinya setelah bus menabrak bus Transjakarta lain. Meski sulit untuk bangkit, Dadang tetap berusaha sekuat tenaga untuk keluar melalui pintu yang telah rusak akibat benturan keras.
Dalam keadaan tak berdaya, Dadang masih bisa melihat kondisi sekitar lokasi kecelakaan.
Ada banyak penumpang yang tergeletak di dalam bus yang sudah ringsek. Mereka hanya bisa pasrah mengharap pertolongan.
Kecelakaan maut itu tentu meninggalkan trauma bagi Dadang dan korban selamat lainnya. Dadang mengaku masih dihantui rasa takut ketika mengingat kembali detik-detik kecelakaan dua bus Transjakarta itu.
Dadang masih merasakan sesak di bagian dada sehingga harus menjalani perawatan di RS Budhi Asih bersama korban luka lainnya.
Korban selamat lainnya bernama Hilaludin juga mengaku trauma atas peristiwa kecelakaan tersebut.
Hilaludin adalah penumpang bus yang ditabrak oleh bus Transjakarta yang ditumpangi Dadang.
Hilaludin bercerita, dia mendengar suara seperti ledakan ketika kecelakaan terjadi. Dia awalnya mengira suara ledakan berasal dari telepon seluler.
Namun, suara itu berasal dari benturan keras bus Transjakarta di belakangnya. Hilaludin mengaku pandangannya sempat kabur dan kepalanya pusing akibat benturan.
Dia pun harus dibantu untuk keluar dari bus.
"Seperti bunyi meledak, 'bluk'. Saya pikir itu HP yang meledak, tahunya kaca pada pecah," ujar Hilaludin,
"Setelah pandangan saya mulai normal, saya coba bangun dari kursi. Taunya pas saya pegang, tulang kaki kayak ke dalam," sambungnya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sebelumnya menyatakan, pengemudi Transjakarta yang juga menjadi korban tewas dalam kecelakaan dua bus Transjakarta di halte Cawang Ciliwung telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Soal Transjakarta kami cukup prihatin atas korban meninggal dua orang, yang luka-luka sudah ditangani, dan kebetulan pengendaranya jadi tersangka ya, mudah-mudahan ini menjadi pelajaran baik bagi kita untuk hati-hati," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Selasa malam.
Akan tetapi kasus dengan tersangka pengemudi tersebut tidak akan berlanjut, karena tersangka meninggal dunia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/10/27/08111081/cerita-korban-soal-detik-detik-kecelakaan-maut-transjakarta-sopir-tak