TANGERANG, KOMPAS.com - Google Indonesia menyampaikan permohonan maafnya kepada seorang warga Kabupaten Tangerang lantaran sudah memetakan perumahannya tanpa izin.
Pihak Google Indonesia juga disebut sudah menghapus foto perumahan di Kabupaten Tangerang itu dari Google Street View.
Hal itu dikonfirmasi seorang warga Kabupaten Tangerang, Khairul Anam, sekaligus pihak yang mengeluhkan soal pemetaan perumahannya yang dilakukan oleh pihak Google.
Menurut dia, pemetaan perumahannya itu termasuk pelanggaran hak privasi.
Khairul menyatakan bahwa pihak Google Indonesia sudah menghubungi dirinya berkait masalah tersebut pada Rabu siang kemarin.
"Kebetulan masalahnya sudah selesai. Google sudah menghubungi saya, minta maaf, menurunkan foto, dan mengakui ada kesalahan prosedur," katanya melalui pesan singkat, Rabu kemarin.
Khairul mengaku sudah memeriksa sendiri bahwa peta rumahnya sudah tidak ada di Google Street View.
Dalam kesempatan itu, dia berharap bahwa pihak Google dapat memperbaiki etika operasi mereka.
"Semoga Google bisa memperbaiki etika operasinya, baik yang dilsakanakan oleh mereka langsung atau mitra kerjanya," tutur Khairul.
Sementara itu, Communication Manager Google Indonesia Feliciana Wienathan membenarkan bahwa pihaknya sudah menghubungi Khairul dan menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Betul, dari Google Indonesia ada yang menghubungi Mas Khairul Anam," katanya melalui pesan singkat, Rabu kemarin.
Kronologi soal keluhan
Keluhan tersebut diutarakan oleh Khairul melalui akun Twitter-nya, @maskhairulanam, pada 23 Oktober 2021.
Pada Rabu (27/10/2021), Kompas.com telah mendapatkan izin dari Khairul untuk mengutip cuitannya di Twitter.
Dalam cuitan pertamanya, Khariul menandai akun Google Indonesia dengan nama akun @googleindonesia.
"Pemetaan Google Street dan Google Map @googleindonesia melanggar hak privasi dan tak berizin. Korbannya gw dan kompleks perumahan gw yang cluster," tulis dia.
Pada bulan Maret 2021, ada sebuah mobil yang memasuki perumahannya. Dia yang mencurigai keberadaan mobil tersebut kemudian bertanya ke orang yang berada di mobil itu.
Kepada Khairul, orang yang berada di mobil mengaku sebagai rekanan Google Indonesia. Mereka mengaku sedang melakukan pemetaan di sana.
Beberapa saat setelahnya, mereka memberikan surat tugas ke Khairul.
"Pas kita tanya-tanya, ngasihlah dia surat tugas. Dia ngakunya petugas lapangan dari PT Kelly Service Indonesia, rekanan @googleindonesia. Surat tugasnya sudah kami foto. #GoogleLanggarPrivasi," urai dia.
Khairul kembali bertanya ke para petugas itu soal perizinan untuk memetakan perumahannya. Usai ditanya, petugas memberikan sebuah surat endorse dan bukan surat perizinan.
Menurut dia, pihak yang mengeluarkan surat endorse agar mampu memfoto perumahan Khairul adalah Eko Sulistyo, yang saat itu menjabat sebagai Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan.
Surat tersebut ditandatangani pada tanggal 10 Agustus 2018.
"Surat endorse itu dukungan terhadap @googleindonesia untuk sukseskan Asian Games (AG) 2018, dengan pemetaan tempat2 yang mendukung kesuksesan AG. Terus apa hubungannya dengan komplek gw yang cluster?," lanjut Khairul.
Karena merasa ada hal yang ganjil, dia meminta agar para tugas menghapus pemetaan perumahannya.
Petugas, kepada Khairul, berjanji akan menghapus pemetaan tersebut.
Namun, pada 23 Oktober 2021, warga perumahan tersebut melihat bahwa peta perumahan mereka muncul di Google Street View.
Bahkan, foto diri Khairul juga tampak di Gogle Street View.
"Tolong PT Kelly Service Indonesia dan @googleindonesia untuk mentake down hasil pemetaan kompleks gw. Kompleks gw bukan jalan umum dan gak ada hubungannya sama kesuksesan Asian Games yang lo jadikan alasan buat foto-foto areal non publik seenaknya. #GoogleLanggarPrivasi," harap Khairul dalam cuitan terakhirnya soal keluhan pemetaan perumahannya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/10/28/09004921/dikeluhkan-ambil-foto-perumahan-tanpa-izin-google-minta-maaf-dan-hapus