"Menyampaikan penyesalan yang sedalam-dalamnya atas kekeliruan dan kesalahan saya, dalam memberikan contoh mengenai penerapan teologi Asy'ariyah dengan menyebutkan ormas terbesar di Indonesia, yaitu Nadhatul Ulama dan Muhammadiyah," kata Zubair, Jumat (5/11/2021).
Dalam kuliah itu, Zubair menyampaikan bahwa mazhab Asy'ariyah yang dianut NU telah membuat organisasi keagamaan itu tidak maju-maju. Pernyataan itu direkam mahasiswa dan videonya kemudian viral di media soaial.
"Asy'ariah itu membingungkan dan tidak produktif, tidak progresif, tidak inovatif, tidak kreatif bikin orang bodoh dan terbelakang. Itulah Asy'ariyah," kata Zubair seperti dikutip dari video yang beredar di media sosial.
Zubair lalu membandingkan mazhab yang dianut NU dengan Muhammadiyah yang dianggapnya selangkah lebih maju.
Saat dikonfirmasi, Zubair menjelaskan bahwa pernyataan itu dia sampaikan saat mengajar materi Studi Islam secara daring pada Senin lalu. Dia mengklarifikasi pernyataannya bahwa yang disampaikannya saat kuliah itu tidak bermaksud untuk mendiskreditkan NU.
"Tujuan saya sama sekali tidak bermaksud mendiskreditkan NU yang berpaham Asy'ariyah karena saya sendiri juga penganutnya," sambungnya.
Menurut Zubair, pernyataan itu dia sampaikan semata-mata hanya untuk memancing para mahasiswa agar lebih aktif berdiskusi di dalam kelas.
Namun, Zubair mengaku menyesal dan meminta maaf kepada semua pihak karena pernyataannya di ruang kuliah itu kemudian bocor keluar dan telah menimbulkan polemik.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/11/05/19111201/dosen-uin-jakarta-minta-maaf-terkait-pernyataanya-soal-nu