Salin Artikel

Fakta-fakta Tawuran Maut Pemuda, Berawal Pelaku Cari Musuh di Manggarai

Seorang pemuda berinisial AK menjadi korban bacok. Dia tewas karena mengalami pendarahan akibat luka yang dialami pada bagian punggung dan bokong.

"Pelaku menggunakan sajam yang lukai korban. Korban alami pendarahan di bagian bokong dan meninggal dunia," ujar Kapolres Jakarta Selatan Kombes Azis Andriansyah, Selasa (23/11/2021).

Berikut fakta-fakta terkait tawuran tersebut:

Polisi tangkap 10 orang

Azis mengatakan, tawuran itu terungkap berawal dari anggota Polsek Tebet mendapat informasi dari pihak rumah sakit yang melaporkan ada pemuda mengalami luka-luka.

Korban mengalami luka serius di sekujur tubuh yang diduga akibat sabetan senjata tajam.

"Setelah ditelusuri, korban ternyata korban pengeroyokan. Kami lidik lalu identifikasi pelaku dan ditangkap oleh tim sebanyak 10 orang," kata Azis.

Azis mengatakan, sebanyak 10 orang yang ditangkap di antaranya berusia 18-21 tahun. Mereka tergabung dalam kelompok bernama 'Raya Bogor'.

Mereka kerap mencari musuh dengan menyisir sejumlah jalan di Jakarta sambil membawa senjata tajam.

"Mereka ini mengaku sebagai kelompok Raya Bogor, semacam geng dan selalu bawa sajam," ucap Azis.

Pelaku sisir Jalan Manggarai

Sementara itu, Kapolsek Tebet Kompol Alexander Yuriko mejelaskan, tawuran itu bermula saat 10 pelaku berboncengan menggunakan sepeda motor menyisir kawasan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan.

Mereka menyisir jalan untuk mencari musuh karena tak terima kubu lawan dibantu oleh warga Manggarai dalam aksi tawuran sebelumnya.

"Seminggu sebelumnya tawuran di Jakarta Timur. Kelompok pelaku ini dengar bahwa saat tawuran itu, lawannya dibantu sama kelompok Manggarai. Makanya dia menyisir ke Manggarai," kata Alex.

Di tengah penyisiran, para pelaku bertemu korban AK yang bersama teman-temannya sedang menongkrong. Saat itu pelaku langsung menyerang dan membacok AK.

AK mengalami beberapa luka bacok di bagian tubuh belakang dan bokong yang diduga menyebabkan meninggal dunia.

"Luka ada beberapa. Paling parah di bokong yang menyebabkan meninggal dunia," kata Alex.

Pelaku tidak saling kenal

Alex mengemukakan, para pelaku tawuran yang ditangkap itu rupanya tidak saling kenal satu sama lain. Dia ikut serta karena adanya ajakan.

"Jangankan pelaku sama korban. Pelaku sama pelaku saja tidak saling kenal," kata Alex.

Polisi menyita 24 senjata tajam dari tangan para pelaku. Hingga kini penyidik masih mendalami keterangan para pelaku guna mencari apakah ada pelaku lain.

Akibat perbuatannya, para pelaku dijerat Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara.

"Juga Pasal 170 ayat 2 KUHP karena secara bersama melakukan kekerasan menyebabkan matinya seseorang," kata Alex.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/11/24/07374561/fakta-fakta-tawuran-maut-pemuda-berawal-pelaku-cari-musuh-di-manggarai

Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke