Salin Artikel

Lagi, Pencurian Besi Proyek Kereta Cepat Terjadi, Kali Ini di Bekasi

Dalam kasus terbaru, Unit Patroli Jalan Raya (PJR) Jakarta-Cikampek (Japek) menangkap tiga orang yang sedang mencuri besi proyek kereta cepat di kilometer 34 Tol Cibatu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (24/11/2021).

Para pelaku ditangkap saat sedang memotong tiang besi proyek. Mereka melakukan pengelasan, tetapi belum berhasil memotong tiang tersebut.

"Setelah dicek ternyata bukan pekerja proyek, akhirnya kami amankan di sini, kami tanyai bahwa memang niatnya mau mencuri untuk memotong besi,” kata Kepala Induk PJR Japek, AKP Rikky Atmaja, Selasa kemarin.

Dua kali beraksi

Komplotan pencuri besi proyek kereta cepat di kilometer 34 Tol Cibatu itu mengaku sudah dua kali beraksi. Berdasarkan pengakuan ketiga tersangka pelaku, saat pertama kali beraksi, komplotan pencuri itu menggondol besi seberat 100 kilogram.

"Pengakuan mereka sekitar satu kuintal dia dapat potongan besinya yang dapat bagian atasnya saja. Satu kuintal lebih," ujar Rikky.

Saat beraksi untuk kedua kalinya pada Selasa kemarin sekitar pukul 04.00 WIB, ketiga tersangka dipergok petugas yang sedang patroli.

Para tersangka menggunakan terpal guna mengecoh petugas yang sedang berjaga.

"Terpal modusnya sengaja ditutupi, malam-malam ditutupi biar percikan (las) tidak kelihatan... untuk mengelabui petugas yang patroli. Percikan las kan kalau malam kan terlihat jelas, jadi modusnya ditutupi biar enggak ketahuan sama petugas yang lagi patroli," kata Rikky.

Kasus sebelum di Cipinang Melayu

Polisi belum bisa memastikan apakah pencurian besi proyek kereta cepat terbaru itu berkaitan dengan kasus pencurian sebelumnya yang terjadi di Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur.

Kasus pencurian di Cibatu itu, kata Rikky, langsung dilimpahkan ke Polres Metro Bekasi.

“Belum bisa kami pastikan (berkaitan atau tidak) dengan yang di Km 06. Nanti Reskrim yang bisa membuktikan setelah ini kami limpahkan ke Polres Metro Kabupaten Bekasi.” ujar Rikky.

Secara terpisah, Sekretaris PT KCIC, Mirza Soraya, mengatakan belum bisa menanggapi soal pencurian besi proyek kereta cepat yang berulang itu.

"Baik, kami tampung dulu ya. Segera kami informasikan," kata Mirza melalui pesan tertulis, Selasa kemarin.

Kasus pencurian besi proyek kereta cepat yang sebelumnya terjadi di Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, belum terungkap sepenuhnya hingga kini. Polisi baru menangkap enam tersangka, enam orang lainnya masih buron.

Polisi sebelumnya mengatakan akan memanggil perwakilan PT Wijaya Karya (Wika) untuk dimintai keterangan sebagai saksi terkait kasus pencurian di Cipinang Melayu. Namun, hingga saat ini, kabar atau hasil pemanggilan itu belum diungkap polisi.

Kepala Kepolisian Resor Jakarta Timur, Komisaris Besar Erwin Kurniawan, tidak membalas pesan yang dikirimkan Kompas.com pada Senin lalu terkait pemanggilan PT Wika.

Kompas.com juga mencoba menghubungi Koordinator Corporate Communication PT Wika, Fekum Ariesbowo, pada Selasa kemarin. Namun, pesan yang dikirimkan tak dibalas meski sudah dibaca.

Polisi menduga adanya keterlibatan pegawai PT Wika dan PT KCIC dalam kasus pencurian besi proyek kereta cepat di Cipinang Melayu itu. Dalam kasus pencurian di Cipinang Melayu, komplotan maling sudah melakukan aksi mereka dalam enam bulan.

Selama enam bulan itu, komplotan pencuri tersebut sudah menjual 111.081 kg besi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/11/24/09511131/lagi-pencurian-besi-proyek-kereta-cepat-terjadi-kali-ini-di-bekasi

Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke