Selain karena adanya bunga pinjaman, pembiayaan ITF Sunter dianggap dapat dilakukan memakai APBD DKI.
"Pembangunannya kan 3,5 tahun. Asumsinya Rp 4 triliun anggarannya kalau pakai investor atau SMI. Kalau pakai APBD saya yakin tidak sampai Rp 4 triliun," kata Ketua Komisi D Ida Mahmudah kepada wartawan pada Rabu (24/11/2021).
"Anggaplah Rp 4 triliun, kan pembangunannya 3,5 tahun, berarti kan setahun hanya butuh Rp 1 triliun. Bisa (pakai APBD), orang kita saja ngasih hibah orang banyak kok," jelasnya.
Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menyampaikan bahwa usulan pinjaman Jakpro untuk membangun ITF Sunter sebesar Rp 4 triliun harus dihapus.
Prasetio menggunakan alasan berbeda terkait ketidaksetujuannya itu.
"SMI ini harus menurut persetujuan saya. Kalau tidak ada surat persetujuan dan saya tidak tahu apa yang diinginkan oleh dia (Jakpro), kan jadi temuan (kasus) buat saya. Saya megang palu, dia mengajukan, dia merencanakan," ujar Prasetio kepada wartawan, Selasa (23/11/2021).
Prasetio menjelaskan, ia telah menerima surat dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tentang kebutuhan Jakpro untuk meminjam kepada PT SMI sejak 22 Oktober 2021.
Pada 2 November 2021, surat itu ia tindak lanjuti dengan meminta gambaran jelas dari para wakil-wakilnya, ketua-ketua komisi, dan ketua-ketua fraksi, secara tertulis.
"Ternyata sampai hari ini saya tidak pernah mendapatkan itu dan tidak terbahas. Kalau tidak terbahas tapi kami masukkan ke dalam anggaran, ke perda, jadi temuan, akhirnya jadi masalah ini," kata Prasetio.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/11/25/06301101/dprd-dki-sebut-jakpro-tak-perlu-pinjam-rp-4-triliun-ke-bumn-untuk-bangun