Lala merupakan mahasiswi D3 Fisioterapi angkatan 2020. Dia meninggal dunia saat mengikuti pembaretan Menwa pada 25 September 2021.
"Pihak kampus sama sekali tidak menutup-nutupi kematian Lala," ujar Ria dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (1/12/2021).
Ria mengatakan, pihak kampus justru turut menangani jenazah Lala setelah dikabarkan meninggal dunia usai mendapatkan penanganan medis.
UPN Veteran Jakarta bahkan meminta pembina Menwa untuk berangkat ke tempat Lala ditangani di Rumah Sakit Ciawi, Jawa Barat.
"Pihak kampus membantu mengurus jenazah di rumah sakit, membawa pulang jenazah ke rumah keluarga," kata Ria.
Selain itu, UPN Veteran Jakarta juga menginformasikan kepada Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Rama Fathurachman pada malam hari setelah Lala meninggal.
"Saya mengirim WhatsApp kepada Rama selaku Ketua BEM. Jadi kami tidak menutupi kematian Lala. Tentu kami tidak bisa mengirimkan WhatsApp kepada seluruh mahasiswa," kata Ria.
Ria sebelumnya menjelaskan mengenai kronologi pembaretan Menwa yang berujung meninggalnya Lala.
Lala disebut mengikuti longmarch yang menjadi salah satu agenda kegiatan pembaretan Menwa.
Etape I longmarch berjarak tiga kilometer dan tiap peserta mendapatkan dua kali istirahat dengan waktu masing-masing selama lima menit.
"Kronologis yang kami terima, medan untuk longmarch masih jalur landai. Pada pukul 13.45 WIB, saat menuju pemberhentian kedua etape I, almarhumah terlihat kelelahan dan akhirnya panitia memutuskan menaikannya ke dalam ambulans," kata Ria.
Usai mendapatkan penanganan medis, Lala kembali bergabung. Dia disebut kembali mengikuti perjalanan setelah mengakui kondisi kesehatan membaik.
"Pukul 14.45 WIB, setelah istirahat di etape I, perjalanan dilanjutkan menuju etape II di Masjid Quba dengan jarak 3,1 kilometer. Pukul 15.30, kira-kira berjarak dua kilometer dari etape I, almarhumah mengalami kram kaki kirinya. Panitia memutuskan membawa almarhumah dengan ambulans menuju etape II," kata Ria.
Saat itulah kondisi fisik Lala semakin lemah. Dia kembali mendapat penanganan dengan diberikan oksigen karena mengeluh sesak napas.
Saat itu Lala dibawa ke lokasi pembaretan yang menjadi lokasi akhir longmarch. Namun, kondisi kesehatan dia kian memburuk dan dibawa ke Rumah Sakit EMC Sentul.
Namun, kala itu ambulas yang membawa Lala terjebak macet di kawasan Sentul. Ambulans pun berputar arah menuju perjalanan ke Rumah Sakit Ciawi tetapi tetap terjebak macet.
Setelah tiba di Rumah Sakit Ciawi, Lala dinyatakan meninggal dunia tepat pada pukul 19.07 WIB.
"Setelah mendengar kabar meninggal, pembina Menwa UPNVJ segera berangkat ke Rumah Sakit Ciawi untuk membawa almarhumah ke rumah keluarga di Palmerah, Jakarta Barat. Dimakamkan di Sragen, Jawa Tengah," kata Ria.
Buntut dari kematian Lala, sejumlah mahasiswa UPNVJ menggelar unjuk rasa di kampus di Jalan RS Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Selasa siang.
Wakil Ketua Majelis Permusyawartan Mahasiswa (MPM) UPNVJ Ivano Julius mengatakan, setidaknya ada lima tuntutan yang disampaikam kepada rektorat kampus dan pihak Menwa.
Tuntutan pertama yakni mengenai kronologi terperinci mengenai pemberetan Menwa hingga berujung Lala meninggal dunia.
"Kedua, menuntut tanggung jawab secara kelembagaan dari menwa. Ketiga soal izin kegiatan. Keempat, menuntut untuk bubarkan Menwa kepada rektorat. Kelima, mengutuk keras tindakan Menwa," kata Ivano saat ditemui di lokasi, Selasa.
Ivano menilai, ada kecacatan prosedural yang dilakukan oleh Menwa karena tidak ada jaminan hak kesehatan bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan pembaretan tersebut.
"Dan adanya maladministrasi dilakukan pihak rektorat bahwa setiap ornawa tidak boleh melakukan kegiatan offline, tapi kenapa rektorat mengizinkan adanya kegiatan diksar dari Menwa ini," kata Ivano.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/01/14434701/upn-veteran-jakarta-bantah-tutup-tutupi-kematian-mahasiswi-saat