Menurut pedagang minyak goreng kemasan, Agus (35) harga minyak goreng kemasan mengalami kenaikan secara perlahan setiap pekannya.
"Harga normal Rp 18.000 per liter, sekarang Rp 22.000 per liter, setiap minggu naik terus," kata Agus saat ditemui di kiosnya, Rabu (1/12/2021).
Menurut Agus, kenaikan harga minyak goreng kemasan ini, sudah terjadi sejak diberlakukannya PPKM dan ditambah adanya isu akan dihapusnya minyak goreng curah.
"Katanya dari pemerintah mau ngilangin minyak curah, kalau dihapus jadi minyak kemasan jadi dinaikin. Nanti mungkin pas sudah enggak ada (minyak curah) baru normal lagi," sambungnya.
Hal itu pun berbas kepada usaha penjual rempeyek di Pasar Koja, Warini (54).
Warini mengeluh pengeluarannya bertambah karena harga minyak goreng terus naik serta langkanya minyak goreng curah di pasaran.
Warini (54) mengatakan, karena langkanya minyak goreng curah, ia pun beralih menggunakan minyak goreng kemasan untuk menggoreng rempeyek dagangannya.
"Iya pakai minyak goreng biasa sehari bisa 3 liter, sekitar Rp 48.000, kalau minyak kemasan Rp 66.000," ucap dia.
Untuk menutupi pengeluaran yang membengkak, Warini pun harus menaikan harga jual repeyeknya.
"Entar kalau enggak (naikin harga) bagaimana bayar ini, listrik semuanya. Berat nih, semenjak banyak yang naik jadi berat," tuturnya.
"Ada perubahan dulu kan Rp 3.000 (sebungkus) sekarang satu bungkus rempeyek Rp 3.500," sambungnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/01/22133251/harga-minyak-goreng-di-jakut-tembus-rp-22000-per-liter-pedagang-naik