Bunyi alarm itulah yang membuat seluruh karyawan berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri.
"Iya dong (berbunyi). Kita kemarin keluar karena alarm. Terutama gedung pengelola data seperti ini itu safety lebih ketat lagi keamanannya," ucap Dwi kepada wartawan, Jumat (3/12/2021).
Oleh karena itu, Dwi mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab dua siswa PKL terjebak di dalam gedung saat insiden kebakaran terjadi.
Dwi memprediksi dua siswa PKL bernama Seto dan Redzuan itu tidak sadar saat alarm tanda darurat berbunyi.
"Kita kurang tahu, tapi setau saya itu adalah teknisi dari klien lantai 2. Mungkin mereka bingung, mereka tidak sadar ada alarm atau apa," kata Dwi.
Adapun kebakaran di Gedung Cyber terjadi sekitar pukul 12.35 WIB. Diduga kebakaran terjadi akibat korsleting listrik.
Petugas damkar menurunkan 22 unit mobil saat proses pemadaman. Api berhasil dipadamkan sekitar 30 menit setelah kejadian.
Tercatat dua korban tewas dalam kebakaran Gedung Cyber. Keduanya bernama Seto Fachruddin (18) dan Redzuan Khdafi (17).
Redzuan sebelumnya dinyatakan pingsan dalam kebakaran itu. Dia sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/03/14381861/pengelola-gedung-cyber-klaim-alarm-berbunyi-saat-kebakaran
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan