Salin Artikel

Sumur Resapan Tak Cocok di Jakarta, Ahli BRIN: Nanti Hanya Jadi Kolam

JAKARTA, KOMPAS.com - Sumur resapan tak begitu cocok di kawasan hilir, seperti DKI Jakarta, yang daya serap tanahnya rendah. Kajian harus benar-benar matang supaya sumur resapan tak berakhir sebagai kolam penampungan karena gagal mengurangi genangan dan menambah cadangan air tanah.

Hal tersebut disampaikan Muhammad Fakhrudin, Peneliti Ahli Utama pada Pusat Riset Limnologi Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).

Fakhrudin menuturkan, sumur resapan berfungsi mengurangi genangan dan menambah cadangan air tanah. Syaratnya, harus terletak di area dengan tanah berdaya serap tinggi.

”Jakarta terletak di hilir, daya serap tanahnya rendah. Semakin ke utara, semakin rendah sehingga tidak bisa buat sumur resapan. Nanti sumur resapan hanya jadi kolam penampungan,” ujarnya seperti dilansir dari Kompas.id, Jumat (3/12/2021).

Oleh karena itu, pembangunan sumur resapan secara masif akhir-akhir ini harus punya kajian. Harus dipastikan area atau titik-titik mana saja yang punya daya serap baik dan kendala lokasi.

Fakhrudin menyebutkan, prinsip semakin banyak sumur resapan, maka semakin bagus akan sia-sia jika membangun tanpa kajian daya serap tanah dan mempertimbangkan kondisi lapangan.

Lewat kajian dan pertimbangan, justru pemerintah bisa mengetahui efektivitas ketimbang masifnya sumur resapan.

”Kondisi lapangan, kan, beda-beda. Harus pastikan berfungsi dengan baik. Juga perawatan rutin dengan bersihkan sampah, lumpur, dan lainnya,” katanya.


Sumur resapan menjadi program andalan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam mengantisipasi banjir.

Pada 2021, Pemprov DKI menargetkan membangun 25.647 titik sumur resapan. Sampai dengan 27 Oktober 2021, Pemprov DKI sudah membangun 12.482 titik sumur resapan.

Program ini semula akan dilanjutkan pada 2022. Pemprov DKI sudah mengajukan anggaran Rp 322 miliar untuk membangun 26.000 sumur resapan pada tahun depan.

Namun, usulan anggaran itu ditolak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI.

Fraksi yang menolak menganggap sumur resapan tidak efektif menanggulangi banjir di Ibu Kota. Sumur resapan malah disebut-sebut merusak kontur jalanan Jakarta karena dibangun di sisi-sisi jalan tanpa eksekusi yang matang.

Berita ini telah tayang di kompas.id dengan judul "Sumur Resapan Kurang Optimal di Jakarta"

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/03/16031071/sumur-resapan-tak-cocok-di-jakarta-ahli-brin-nanti-hanya-jadi-kolam

Terkini Lainnya

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke